Rusia Desak Semua Gerakan di Palestina untuk Bersatu, Ingatkan Bahaya Perpecahan
MOSKOW, iNews.id - Rusia mendesak semua gerakan politik yang ada di Palestina untuk bersatu dalam platform Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Moskow pun selalu mengingatkan mereka akan bahaya perpecahan.
"Dari pihak kami (Rusia), kami juga membantu teman-teman Palestina untuk menemukan solusi. Kami telah menyediakan tempat bagi mereka untuk mengadakan pertemuan di Rusia. Kami mendorong mereka untuk bersatu dalam platform politik Organisasi Pembebasan Palestina," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, kepada kantor berita Sputnik, Minggu (31/12/2023).
Menurut dia, salah satu hambatan bagi dialog Palestina-Israel adalah kurangnya persatuan di antara gerakan-gerakan Palestina. Dia pun menjelaskan, Moskow senantiasa mengomunikasikan kepada perwakilan mereka tentang bahaya perpecahan bagi masa depan Negara Palestina.
"Pada April 2023, Rusia meluncurkan inisiatif untuk mengadakan konsultasi multilateral guna menyelaraskan pendekatan terhadap persatuan Palestina. Tahap kedua akan melibatkan perwakilan gerakan utama Palestina dalam dialog tersebut. Proposal kami tetap dibahas," ungkap Lavrov.
Pada 7 Oktober, salah satu gerakan pejuang Palestina, Hamas, melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dari Jalur Gaza. Pada waktu yang sama, para pejuang Hamas menerobos perbatasan, melepaskan tembakan ke arah militer dan warga sipil Israel. Akibatnya, lebih dari 1.200 orang di Israel terbunuh dan sekitar 240 lainnya ditawan.
Hamas menyebut serangan itu sebagai Operasi Banjir al-Aqsa. Operasi tersebut sebagai pembalasan atas kejahatan zionis yang membunuhi dan menangkapi warga Palestina secara sewenang-wenang di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.
Israel tak terima diserang seperti itu. Pasukan zionis pun melancarkan serangan balasan ke Gaza dan memerintahkan blokade total terhadap wilayah kantong Palestina tersebut, dengan tujuan untuk melenyapkan para pejuang Hamas dan menyelamatkan tawanan.
Sejak 7 Oktober sampai hari ini, lebih dari 21.800 warga Palestina gugur di Gaza.
Editor: Ahmad Islamy Jamil