Rusia Kembali Desak Swedia untuk Beberkan Hasil Penyelidikan Ledakan Pipa Nord Stream
MOSKOW, iNews.id - Rusia kembali mendesak agar Swedia mau membagikan hasil penyelidikan yang sedang berlangsung atas ledakan yang merusak pipa gas Nord Stream tahun lalu.
"Hampir lima bulan telah berlalu sejak sabotase pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2. Namun selama ini, otoritas Swedia, seolah-olah diberi isyarat, tetap diam. Apa yang sangat ditakuti oleh kepemimpinan Swedia?" kata Kedutaan Rusia untuk Swedia di platform pesan Telegram, Senin (20/2/2023) malam.
Dewan Keamanan PBB akan bertemu pada Selasa (21/2/2023) untuk membahas 'sabotase' setelah Moskow meminta penyelidikan independen atas serangan September di jaringan pipa yang memuntahkan gas ke Laut Baltik.
Swedia dan Denmark, yang zona ekonomi eksklusifnya merupakan lokasi ledakan, telah menyimpulkan bahwa pipa-pipa itu diledakkan dengan sengaja. Sayangnya, mereka belum mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Kedutaan mengulangi pertanyaan Kementerian Luar Negeri Rusia apakah Swedia menyembunyikan sesuatu atas ledakan tersebut.
Itu juga menegaskan kembali sikap Moskow, tanpa memberikan bukti, bahwa Barat berada di balik ledakan yang mempengaruhi pipa Nord Stream 1 dan 2 - proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar yang membawa gas Rusia ke Jerman.
Pembangunan Nord Stream 2 selesai pada September 2021, tetapi tidak pernah dioperasikan setelah Jerman menangguhkan sertifikasi hanya beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina setahun yang lalu.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy mengatakan di Telegram, pemungutan suara pada draf proposal yang menyerukan penyelidikan akan dilakukan pada akhir minggu ini.
Kantor berita negara Rusia, TASS melaporkan, perwakilan tetap China untuk PBB, Zhang Jun, telah mengatakan kepada wartawan bahwa Beijing mendukung rancangan proposal Rusia.
China menganggap Rusia sebagai sekutu, mengimbangi kekuatan global AS. Sejauh ini, China menahan diri untuk tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina sambil berulang kali mendesak perdamaian.
Diplomat top China, Wang Yi, berada di Moskow untuk membicarakan kemungkinan rencana perdamaian untuk Ukraina pada peringatan satu tahun invasi.
Editor: Umaya Khusniah