Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Kirim Helikopter Pribadi untuk Gubernur Aceh saat Bencana Sumatera
Advertisement . Scroll to see content

Rusia Kirim 4 Helikopter Tempur ke Mali untuk Perangi Pemberontak

Jumat, 01 Oktober 2021 - 17:37:00 WIB
Rusia Kirim 4 Helikopter Tempur ke Mali untuk Perangi Pemberontak
Pasukan Uni Eropa melatih tentara Mali untuk melawan jihadis. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

BAMAKO, iNews.id - Rusia mengirimkan empat helikopter yang dibeli pemerintah Mali. Selain itu, Rusia juga memberikan senjata dan amunisi. 

Semua perlengkapan perang itu diangkut dalam sebuah pesawat kargo. Semuanya tiba pada pada Kamis (30/9/2021). 

Menteri pertahanan sementara Mali, Sadio Camara mengatakan, pemerintah membeli helikopter dalam kontrak yang disepakati pada Desember 2020. Semua itu untuk mendukung angkatan bersenjata Mali bersama pasukan Prancis, Eropa, dan PBB dalam melawan pemberontak ISIS dan al Qaeda. 

"Mali membeli helikopter-helikopter ini dari Federasi Rusia, negara sahabat yang selalu memelihara kemitraan dengan Mali," katanya kepada media lokal di landasan setelah pesawat mendarat di ibu kota Bamako. 

Pengiriman itu dilakukan pada saat hubungan antara Mali dan mitra militernya, Prancis tengah tegang. Pemerintah Mali dilaporkan merekrut tentara bayaran Rusia saat Prancis membentuk kembali misi kontra-terorisme yang beranggotakan 5.000 orang di wilayah tersebut.

Sumber diplomatik dan keamanan mengatakan kepada Reuters, junta militer Mali yang berusia satu tahun hampir merekrut Grup Wagner Rusia. Prancis lantas melakukan upaya diplomatik untuk menggagalkannya.

Prancis mengatakan pengaturan seperti itu tidak sesuai dengan kehadiran negaranya yang berkelanjutan di Mali.

Sementara itu perdana menteri Mali dalam pidatonya di PBB pada Sabtu (25/9/2021) lalu menuduh Prancis meninggalkan Bamako. 

Menanggapi tuduhan ini, Presiden Emmanuel Macron pada hari Kamis (30/9/2021) mempertanyakan legitimasi otoritas Mali yang mengawasi transisi menuju pemilihan umum setelah dua kudeta dalam setahun.

"Apa yang dikatakan perdana menteri Mali tidak dapat diterima. Ini memalukan," katanya kepada Radio France International.

Sayang, Reuters tidak dapat menghubungi Grup Wagner untuk meminta konfirmasi.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut