Rusia Klaim Hancurkan Objek Militer Ukraina Pakai Rudal Jelajah
MOSKOW, iNews.id - Rusia mengklaim telah menghancurkan objek militer Ukraina dengan rudal jelajah. Selain itu, 3 jet tempur Ukraina jatuh selama beberapa hari terakhir.
Hal ini disampaikan Kementerian Pertahanan, Sabtu (26/3/2022). Objek militer yang dihancurkan berada di barat laut Zhytomyr.
Berbicara pada briefing harian di Moskow, juru bicara Kementerian Pertahanan, Igor Konashenkov mengatakan, gudang amunisi di permukiman Velyki Korovyntsi dihancurkan menggunaka Rudal Kalibr. Sementara penyimpanan bahan bakar di Kota Mykolaiv diserang dengan Rudal Onyx.
Dia juga mengatakan, sistem pertahanan udara Rusia menjatuhkan tiga jet tempur Ukraina. Ketiga jet itu yakni dua Su-25 dan satu Su-24.
Selanjutnya, militer Rusia juga mengklaim enam kendaraan udara tak berawak (UAV) di dekat pemukiman Vyshneve dan rudal balistik Tochka-U di dekat pemukiman Vasylivka juga telah dihancurkan.
"Secara total, sejak awal operasi militer khusus di Ukraina, 267 kendaraan udara tak berawak, 207 sistem rudal anti-pesawat, 1.618 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya, 166 peluncur roket ganda, 662 artileri lapangan dan senjata mortir, serta 1.453 unit kendaraan militer khusus telah dihancurkan," kata juru bicara itu.
Konashenkov menambahkan, Rusia menghantam 117 objek militer di Ukraina pada hari terakhir, termasuk enam pos komando, tiga peluncur roket ganda, satu sistem pertahanan udara S-300, 11 gudang.
Saat ini, pertempuran sedang berlangsung untuk menguasai permukiman Novomikhailovka dan Novobakhmutovka.
Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menimbulkan kemarahan internasional. Uni Eropa, AS dan Inggris menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Setidaknya 1.081 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 1.707 terluka, menurut perkiraan PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.
Menurut badan pengungsi PBB, lebih dari 3,7 juta orang Ukraina juga telah melarikan diri ke negara-negara tetangga. Selain itu, jutaan lainnya mengungsi di dalam negeri.
Editor: Umaya Khusniah