MOSKOW, iNews.id - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov memperingatkan pengiriman senjata oleh negara-negara Barat ke Ukraina berisiko memicu konfrontasi militer langsung antara negaranya dengan AS.
Menurut dia, sebagaimana dikutip dari hasil wawancara dengan Newsweek, sejak serangan 24 Februari, negara-negara NATO dan sekutu memang menahan diri untuk tidak terlibat secara militer dalam konflik, namun mereka terus menyediakan senjata dan amunisi untuk Ukraina.
3 Alasan Donald Trump Jadikan Arab Saudi sebagai Sekutu Utama AS Non-NATO
"(Negara-negara Barat) Terlibat langsung dalam peristiwa saat ini, (menghasut) pertumpahan darah lebih lanjut,” kata Antonov, seraya menegaskan tindakan itu berbahaya dan provokatif.
“Mereka bisa menggiring AS dan Federasi Rusia ke jalur konfrontasi militer langsung. Setiap pasokan senjata dan peralatan militer dari Barat, yang dilakukan oleh konvoi transportasi melalui wilayah Ukraina, adalah target militer yang sah bagi angkatan bersenjata kami," ujarnya, mengancam.
Rusia Kembali Protes Turki karena Jual Drone Tempur Bayraktar TB2 ke Ukraina
Antonov juga mengatakan, kerja sama militer Ukraina dengan NATO sudah dimulai jauh sebelum dimulainya operasi militer khusus. Ukraina, kata dia, sudah dibanjiri persenjataan dari Barat, bahkan Presiden Volodymyr Zelensky juga mengumumkan rencana negaranya memperoleh senjata nuklir.
Keinginan Zelensky Terwujud, Ukraina Dapat Kiriman Rudal S-300 untuk Lawan Rusia
Pernyataan Antonov itu tampaknya merujuk pada pidato Zelensky di Konferensi Keamanan Munich, Jerman, pada 19 Februari atau 5 hari sebelum serangan Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba pada Kamis lalu mendesak negara-negara NATO untuk terus menyediakan senjata. Dia menegaskan, Ukraina tidak hanya membela diri tapi juga membantu keamaan NATO.
Australia Kirim 20 Kendaraan Lapis Baja dan Bantuan Persenjataan Rp284 Miliar ke Ukraina
NATO secara konsisten menolak untuk mengabulkan permintaan Zelensky menerapkan zona larangan terbang di wilayah udara Ukraina karena tindakan itu bisa memicu konfrontasi terbuka dengan Rusia.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku