Rusia Ragukan Peran Turki sebagai Penengah Konflik di Ukraina

MOSKOW, iNews.id – Rusia tampaknya menyangsikan komitmen Turki untuk menjadi penengah dalam konflik militer Moskow dengan Ukraina. Pasalnya, Ankara juga menjadi salah satu pihak yang ikut memasok persenjataan ke Kiev.

Direktur Departemen Eropa Keempat Kementerian Luar Negeri Rusia, Yuri Pilipson mengatakan, pasokan senjata dan peralatan militer Turki itu tidak sejalan dengan niat Ankara untuk mengakhiri perang di Ukraina. Menurut dia, fakta tersebut membuat Turki tidak cocok untuk menjalankan peran sebagai mediator. 

Baca Juga

AS Terus Meneror Maduro, Kali Ini 2 Pesawat Pengebom B-52 Dekati Venezuela

“Ankara telah berulang kali menyatakan niatnya untuk memastikan gencatan senjata di Ukraina sesegera mungkin dan melanjutkan proses negosiasi dengan mediasinya sendiri,” kata Pilipson kepada kantor berita Sputnik, Minggu (28/5/2023).

“(Tetapi) tentu saja, pasokan senjata dan peralatan militer ke rezim Kiev bertentangan dengan niat tersebut dan sama sekali tidak sejalan dengan peran perantara,” kata diplomat Rusia itu.

Baca Juga

Ukraina Sebut Rusia Kurangi Intensitas Serangan di Bakhmut, Ini Tujuannya

Turki telah memasok drone alias kendaraan udara tak berawak Bayraktar TB2 ke Ukraina sejak 2018. Tahun lalu, Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bondar, mengatakan bahwa pengembang drone Turki, Baykar, juga berencana membangun pabriknya di Ukraina. 

Baca Juga

Pilpres Turki Putaran Kedua, Erdogan: Dengan Pertolongan Tuhan, Kita Akan Menang!

Baykar bahkan dikatakan telah membeli lahan untuk membangun pabrik itu. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, jika pabrik itu dibangun di Ukraina, militer Rusia akan menganggapnya sebagai sasaran militer.

Moskow mengutuk pasokan militer asing ke Ukraina. Pada April 2022, Rusia mengirimkan nota diplomatik ke semua negara tentang masalah pasokan senjata ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengingatkan, bahwa setiap kargo yang berisi senjata untuk Ukraina, akan menjadi sasaran yang sah bagi Rusia.

Editor: Ahmad Islamy Jamil