Rusia Sanggup Perang Panjang Lawan Ukraina meski Dijatuhi Sanksi, Ini Rahasianya

VILINUS, iNews.id - Rusia diyakini masih bisa bertempur setidaknya 2 tahun melawan Ukaraina meski dijatuhi sanksi bertubi-tubi oleh negara Barat. Ini karena Rusia masih memiliki sumber daya yang memadai, termasuk keuntungan dari bisnis energi, termasuk minyak.

Laporan badan-badan intelijen Lithuania, Kamis (7/3/2024), mengungkap Rusia telah mempelajari situasi ini sehingga bisa mencari solusi untuk bisa bertahan meski diasingkan dari kancah internasional. Laporan tersebut berasal dari dua lembaga intelijen Lithuania yakni Departemen Keamanan Negara serta Badan Intelijen dan Keamanan Pertahanan yang dikelola Kementerian Pertahanan Nasional.

Korban Tewas Kebakaran Gedung di Hong Kong Bertambah Jadi 55 Orang

“Moskow bisa mengevaluasi pelajaran serta meningkatkan efektivitas tempurnya”, demikian bunyi laporan bersama, seperti dikutip dari Reuters.

Badan-badan juga mengungkap, intelijen Rusia mendorong upaya untuk menghindari sanksi terhadap industri pertahanan setelah menginvasi Ukraina. Disebutkan, Rusia sejauh ini hanya diketahui menerima pasokan senjata dan amunisi dari Iran dan Korea Utara, namun China merupakan pemasok microchip terbesar. Bukan hanya itu, Rusia menggunakan mata uang yuan sebagai alat pembayaran utama bagi transaksi internasional Rusia.

Ukraina Berencana Serangan Balasan terhadap Rusia Lagi Tahun Ini, Akankah Berhasil?

Lebih lanjut laporan intelijen Lithuania juga mengungkap, Rusia memanfaatkan Belarusia sebagai negara untuk meningkatkan keamanan nasionalnya. sebagaimana diketahui Rusia mengerahkan hulu ledak nuklir di Belarusia pada 2023 serta terus membangun infrastruktur militer di sana.

Laporan juga menyebutkan, badan intelijen Rusia dan Belarusia menjalin kerja sama untuk merekrut warga Lituania yang melintasi perbatasan. Lituania juga telah menangkap beberapa warganya pada 2023 yang dituduh memberikan data untuk intelijen Belarusia untuk mendapatkan uang tunai.

Tank Abrams Buatan AS Hancur Dilumat T-72B3 Rusia dalam Duel di Medan Perang Ukraina

Badan intelijen Lithuania mengungkap, China juga meningkatkan upaya spionase di Lituania pada 2023. Itu terjadi setelah Lituania memberi izin kepada Taiwan untuk membuka kedutaan besar de facto di wilayahnya pada 2021.

Para pelaku dunia maya yang berafiliasi dengan China diduga berupaya menembus jaringan komputer lembaga-lembaga pemerintah Lituania dengan tujuan mencuri data.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Selasa lalu mengatakan, negaranya telah memperkuat kekuatan militer di utara dan barat negara sebagai respons atas dugaan penambahan pasukan NATO di negara-negara perbatasan.

Lituania, negara yang bertetangga dengan Rusia dan Belarusia, pernah menjadi bagian Uni Soviet namun kini menjadi anggota NATO dan Uni Eropa.

Editor: Anton Suhartono