Rusia Sebut Ukraina Tembakkan Mortir ke Pos Perbatasan Bryansk, Sejumlah Kendaraan Rusak
MOSKOW, iNews.id - Dinas Keamanan Rusia menyebut Ukraina telah menembakkan mortir di pos perbatasan wilayah Bryansk, Kamis (14/4/2022). Serangan itu menjadi yang terbaru dari serangkaian serangan lintas perbatasan yang dilaporkan dan dapat memicu eskalasi konflik.
Juru bicara dinas keamanan FSB Rusia kepada televisi pemerintah mengatakan, tidak ada yang terluka dalam insiden itu. Meski demikian, beberapa kendaraan rusak.
Sayang, Kementerian pertahanan dan militer Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sementara itu, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Herashchenko mengatakan dalam sebuah posting di layanan pesan Telegram, sesuatu "jatuh dan terbakar" di sebuah fasilitas militer di Bryansk dekat perbatasan.
Postingan itu mengejek Rusia karena segera menyalahkan Ukraina. Tapi tidak secara eksplisit menyangkal Ukraina bertanggung jawab.
Rusia telah melaporkan serangkaian serangan di daerah perbatasan oleh pasukan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir, termasuk serangan terhadap depot bahan bakar di Kota Belgorod awal bulan ini.
Pada Rabu (13/4/2022), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, kelanjutan dari "sabotase dan serangan" oleh pasukan Ukraina dapat memicu serangan di Kiev.
"Jika insiden seperti itu berlanjut, maka konsekuensi dari angkatan bersenjata Federasi Rusia adalah serangan terhadap pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kiev, yang sampai saat ini ditahan oleh tentara Rusia," kata Kementerian Pertahanan.
Pihak berwenang di empat wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina dan di Krimea mengumumkan, mereka meningkatkan langkah-langkah keamanan pada Senin atas apa yang mereka katakan sebagai "kemungkinan provokasi" dari pihak Ukraina.
Kantor berita Rusia TASS melaporkan, setelah serangan mortir, sejumlah sekolah di daerah tersebut ditutup.
Serangan Moskow ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan lebih dari 4,6 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan dan membuat Rusia semakin terisolasi di panggung dunia.
Kremlin mengatakan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kiev dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk serangan yang tidak beralasan.
Editor: Umaya Khusniah