Rusia Tuduh AS Terlibat dalam Serangan ke Krimea Pakai Bom Klaster, Pentagon Ogah Komentar
WASHINGTON, iNews.id - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) enggan mengomentari tuduhan Rusia soal keterlibatan negaranya dalam serangan di Sevastopol, Semenanjung Krimea, Minggu (23/6/2024). Serangan itu menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 150 orang.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia menyebut, Ukraina melancarkan serangan menggunakan rudal ATCMS yang dipasangi hulu ledak klaster atau bom tandan. Empat rudal ditembak jatuh, sementara satu lainnya meledak di udara memuntahkan amunisi-amunisi ke kawasan pantai Laut Hitam dipadati penduduk yang sedang berlibur.
Di antara korban tewas adalah dua anak-anak. Selain itu 27 dari total korban luka juga anak-anak.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada kantor berita RIA mengetahui laporan tersebut namun tidak bisa menyampaikan apa-apa.
Kemhan Rusia menyebut serangan Ukraina menggunakan rudal yang dipasok AS itu sebagai serangan teroris yang direncanakan.
Para ahli di militer AS disebut terlibat dalam menentukan koordinat serangan Ukraina ke Krimea berdasarkan informasi dari satelit mata-mata.
Sementara itu berdasarkan data situs web pelacak penerbangan Flightradar24, drone pengintai RQ-4B Global Hawk AS berpatroli di Laut Hitam saat serangan berlangsung.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (kemlu) Rusia Maria Zakharova menyebut Ukraina sengaja menargetkan lokasi wisata yang sedang dipadati warga berjemur sebagai sasaran serangan. Tujuannya, kata Zakharova, karena kebencian maupun menimbulkan kepanikan.
Ukraina sebelumnya pernah menyerang Krimea menggunakan rudal ATACMS. Pada Mei, Rusia merontokkan 10 rudal ATACMS pada lintasan yang mengarah ke Jembatan Krimea.
Editor: Anton Suhartono