Salut, Ilmuwan Wanita Ini Tetap Geluti Matematika di Usia 88 Tahun
SYDNEY, iNews.id - Alison Harcourt bukanlah warga biasa. Nama perempuan 88 tahun pelopor statistik di dunia matematika ini sudah setingkat selebriti.
Karyanya membantu mengukur kemiskinan di Australia dan memainkan peran kunci dalam Undang-Undang Pemilu di sana. Dan dia masih mengajar siswa-siswa muda dari generasi di bawahnya.
Kecintaan terhadap profesinya itu yang membuat Alison masih bekerja setelah 20 tahun dari usia pensiunnya.
"Sulit untuk menjelaskannya karena saya selalu menyukai angka dan matematika. Konsep logika dan bahwa hal-hal harus berjalan sebagaimana mestinya itu yang membuat saya bertahan," kata
Dan statistik, khususnya, menarik perhatiannya.
"Statistik adalah angka dengan konteks dan konteksnya selalu penting bagi saya. Anda tidak hanya melakukannya untuk bersenang-senang," kata Alison.
"Yah, kadang-kadang, anda hanya melakukannya untuk bersenang-senang. Maksud saya, saya penasaran bagaimana perasaan Pythagoras ketika dia berhasil, dia pasti senang!"
Kliping koran The Sun tahun 1965 tentang Alison Harcourt. (Foto: ABC News)
Alison memulai gelar matematikanya di Universitas Melbourne pada 1947 sebagai satu dari dua perempuan yang mempelajari subyek ini.
Pada 1960, dia menerbitkan sebuah makalah terobosan tentang pemrograman linier, bagian dari matematika yang kemudian digunakan untuk mengoptimalkan semuanya mulai dari logistik transportasi hingga radioterapi kanker.
Pada pertengahan 1960-an, dia bekerja dalam sebuah tim yang memperkirakan tingkat kemiskinan di Melbourne untuk pertama kalinya.
Dan pada 1980-an, Alison menggunakan kejeniusan matematikanya untuk menunjukkan kekurangan pada kertas suara voting, yang akhirnya, sejak saat itu, menyebabkan perubahan yang berlaku dalam setiap pemilu.
Kepala Ikatan Ilmuwan Matematika Australia, Profesor Kate Smith-Miles mengatakan itu merupakan karier yang mengesankan.
"Itu benar-benar cerita luar biasa bagi seorang perempuan yang hanya melakukan kesenangannya," kata Kate.
"Dia suka pemecahan masalah, dia suka memikirkan masalah sulit, dan bagaimana membuat kemajuan. Dan ia benar-benar melakukan sesuatu yang istimewa dalam masa yang, saya bayangkan, cukup menantang, tidak banyak dukungan," ujar Kate.
"Tapi dia benar-benar bertahan dan membuat perubahan," tambahnya.
Alison Harcourt mengatakan, ada hal yang sangat menyenangkan dalam matematika. (ABC News: Lauren Day)
Untungnya bagi para siswa saat ini, teknologi yang digunakan dalam matematika banyak berubah dibandingkan ketika Alison masih muda.
"Kami memiliki kalkulator genggam di mana ada roda di dalam tubuh benda itu. Dan ketika anda membalikannya, hal itu memutar roda berupa nomor sehingga informasi semacam itu dipindahkan."
Tetapi dia mengatakan, perubahan untuk kaum perempuan masih terlalu sedikit. Perempuan hanya berkontribusi 16 persen dalam lapangan kerja di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika, serta berkontribusi kurang dari 10 persen dalam daftar profesor matematika Australia.
"Itu sudah lebih mudah tapi masih banyak yang harus dilakukan. (Menjadi) perempuan sendirian atau bahkan ketika hanya ada kalian berdua, masih jauh untuk mendapatkan pengakuan yang lebih baik," tutur Alison.
"Apa yang tidak ada selama masa perkuliahan saya dan apa yang ada sekarang adalah lebih banyak pekerjaan untuk melibatkan perempuan."
Alison berharap ceritanya akan menjadi bagian dari sebuah langkah untuk menutup kesenjangan gender dalam matematika.
"Kepada gadis muda, atau bahkan pria muda, saran saya jangan terdesak oleh waktu. Pilih subyek yang Anda sukai dan yang menarik perhatian anda dan kejarlah itu, dan jika itu matematika, lakukanlah," katanya.
"Ada hal yang sangat menyenangkan dalam matematika!"
Editor: Nathania Riris Michico