Salut, Perempuan Ini Bertekad Ikuti 100 Lari Maraton dalam 100 Hari
MELBOURNE, iNews.id - "Saya sendiri hampir tak percaya bahwa saya bisa melakukannya," ujar Mina Guli, pelari yang tahun lalu mengikuti 40 maraton dalam 40 hari. Kini dia bertekad mengikuti 100 maraton dalam 100 hari.
Mina menyatakan tekadnya itu saat ditemui ABC News di jogging track terkenal di Melbourne Botanic Gardens. Penduduk setempat menyebut track ini sebagai "The Tan".
Saat itu, banyak orang berlari atau sekadar jalan kaki di The Tan. Track sepanjang 3,8 kilometer ini memang digemari warga yang tinggal di apartemen-apartemen sekitaran kebun raya Kota Melbourne.
Mina pun kerap terlihat di sana, jika kebetulan sedang berada di ibu kota negara bagian Victoria, Australia, tersebut. Pasalnya, dia selalu bergerak kemana-mana, di banyak negara, mengikuti lari maraton.
Kali ini, dia bertekad ikut 100 maraton di 100 tempat dalam 100 hari. Dia baru saja ikut New York Marathon 2018, pada Minggu (4/11/2018).
Artinya, 99 maraton lagi selama beberapa bulan ke depan.
"Saya juga sering bertanya-tanya mengapa saya melakukan hal ini," ujarnya pekan lalu, sebelum berangkat ke AS.
"Saya akan memulainya di AS kemudian akan berlari melalui Eropa hingga ke Uzbekistan," kata Mina.
Mina Guli juga sudah pernah berlari di salju Antartika. (Supplied: Mina Guli)
Setelah itu, India, Hong Kong, China, dan Timur Tengah.
"Saya akan berlari dari Israel, Palestina, Yordania terus di dari Ethiopia ke Afrika Selatan," jelasnya.
Kemudian, Australia, Chili, Bolivia, Peru, dan di seluruh benua Amerika untuk menyelesaikan targetnya.
"Terdengar gila bila saya mengatakannya seperti ini, kan?" kata Mina.
Mungkin begitu. Namun sebenarnya bukanlah hal aneh baginya. Mina membuktikan dirinya sebagai orang yang berhasil mewujudkan tekadnya sendiri.
Saat masih berusia muda, pernah ada teman yang mengerjai dia dengan mendorongnya kolam. Mina alami cedera punggung dari kejadian itu.
Dukungan tim sangat menentukan keberhasilan pelari Mina Guli. (Supplied: Mina Guli)
Dokter yang merawatnya menyampaikan kemungkinan Mina tak akan pernah bisa berlari lagi.
Tak mau mengalah pada "nasib" begitu saja, dia pun mulai berenang. Lalu, meningkat pada kegiatan bersepeda. Tak lama berselang, dia pun kembali ke jalan, berlari.
Sejak saat itu, Mina yang juga pengacara dan pengusaha, mulai mengukit prestasi di jalur maraton.
Pada 2016, dia berhasil menyelesaikan 40 maraton di tujuh gurun pasir di tujuh benua dalam tempo tujuh pekan. Itu rekor dunia pertama.
Lalu pada 2017, dia meningkatkan targetnya dan berhasil melakukan 40 maraton dalam tempo 40 hari.
Tekadnya kali ini menjadi yang paling besar tuntutannya. Namun dia didorong oleh motivasi yang melebih kesuksesan pribadi.
Bagi Mina Guli, motivasi yang lebih besar itu adalah kepeduliannya pada masalah air.
"Saya melakukannya karena satu alasan, yaitu meningkatkan kesadaran tentang krisis air," ujarnya.
"Saya ingin melakukan sesuatu yang berdampak," kata Mina.
Dia mengutip penelitian yang menyebutkan bahwa pada 2030, permintaan air 40 persen lebih besar dibandingkan pasokan yang tersedia.
Mina Guli usai mengikuti maraton di New York tahun ini. (Supplied: Mina Guli)
Dalam perjalanan sebelumnya, Mina melihat sendiri dampak dari kelangkaan air.
"Saya mengalami saat-saat yang suram ketika berlari di berbagai belahan dunia," katanya.
"Saya bertemu orang, melihat sendiri hal-hal yang mengerikan," kata Mina.
Segala aktivitasnya pun diganjar penghargaan dari majalah Fortune Magazine pada 2016. Dia dinobatkan masuk dalam 50 pemimpin terbesar di dunia, bersama nama-nama besar lainnya seperti Paus dan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Lalu, bagaimana cara Mina menjalani tekadnya tersebut?
Mina Guli kadang harus mengenakan masker saat berlari di lokasi tertentu seperti Shanghai. (Supplied: Mina Guli)
Ada tips bagi mereka yang ingin mengikuti kegiatan berlari, termasuk lari maraton.
"Ada sejumlah hal yang terbukti membantu saya," ujarnya.
Awalnya, katanya, di selalu berpikir untuk memecahkan rekor kecepatan dan berlari sangat cepat sampai melebihi kemampuannya sendiri.
Namun menurut dia, lari maraton justru menjadi sangat menyenangkan jika kita melakukannya dengan pelan-pelan apalagi bersama-sama rekan lainnya.
Editor: Nathania Riris Michico