Satu Keluarga Muslim Korban Pembunuhan Dimakamkan, Peti Diselimuti Bendera Kanada

ONTARIO, iNews.id - Satu keluarga muslim terdiri dari empat orang korban pembunuhan bermotif kebencian di Kanada, dimakamkan Sabtu (12/6/2021).

Mereka dibunuh dengan ditabrak kendaraan pikap oleh pelaku, Nathaniel Veltman (20), pada Minggu (6/6/2021) saat berjalan sore di Kota London, Ontario.

Baca Juga

Rusia Akan Uji Coba Senjara Nuklir jika Negara Lain Melakukannya

Sebagai bentuk penghormatan peti jenazah diselimuti bendera Kanada. Iring-iringan kendaraan yang membawa peti jenazah juga mendapat penghormatan.

Ratusan warga turut mengantar para jenazah yang merupakan keturunan Pakistan itu ke pemakaman Islamic Center of Southwest Ontario. Sebelum pemakaman, diadakan upacara sekitar 1 jam serta sholat jenazah, diikuti tokoh agama dan masyarakat. Para pejabat pemerintah setempat juga menghadiri upacara pemakaman.

Baca Juga

Tegas, PM Kanada Trudeau Sebut Pembunuh Satu Keluarga Muslim sebagai Teroris

Setelah upacara, pemakaman digelar secara pribadi disaksikan kerabat dekat.

"Fakta bahwa peti mati mereka terbungkus bendera Kanada yang indah ini merupakan bukti bahwa seluruh rakyat Kanada mendukung mereka," kata Komisaris Tinggi Pakistan untuk Kanada, Raza Bashir Tarar, yang hadir dalam pemakaman, dikutip dari Reuters, Minggu (13/6/2021).

Baca Juga

Satu Keluarga Muslim Tewas Ditabrak di Kanada, Polisi: Direncanakan dan Bermotif Kebencian

Keluarga korban pindah ke Kanada dari Pakistan sekitar 14 tahun lalu.

Baca Juga

4 Muslim Tewas Ditabrak Mobil, PM Kanada: Tak Ada Tempat bagi Islamofobia

Satu korban lainnya, anak laki-laki berusia 9 tahun, masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Polisi sebelumnya meamstikan pembunuhan satu keluarga itu direncanakan dan bermotif kebencian atas keyakinan mereka sebagai muslim.

Serangan ini memicu kemarahan di seluruh Kanada. Perdana Menteri Justin Trudeau bahkan menyebut pelaku sebagai teroris. Menurut dia, Islamofobia tak mendapat tempat di Kanada.

Veltman menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu percobaan pembunuhan. Dia juga terancam dijerat dengan dakwaan terorisme.

Editor: Anton Suhartono