Sebut Gempa di China Disebabkan Naga Raksasa, Pria Ini Ditangkap Polisi

BEIJING, iNews.id - Ada-ada saja ulah pria di China ini. Dia menyebarkan gambar palsu seekor ular raksasa atau naga berjalan di pegunungan provinsi Sichuan. Ular itulah yang disebutnya sebagai penyebab gempa bumi bermagnitudo 6 di Sichuan pada 17 Juni lalu.

Gempa tersebut menyebabkan 13 orang tewas, seluruh korban merupakan warga Yibin.

Baca Juga

5 Negara Arab Terkaya di Timur Tengah, Nomor Satu Bukan Arab Saudi

Kepolisian Yibin menangkap pelaku, Zhang (50), pada Rabu pekan lalu di Chongqing, provinsi yang bertetanggan dengan Sichuan.

Penahanan Zhang dilakukan setelah satuan tugas yang dibentuk kepolisian menyelidiki gambar palsu seekor ular besar berjalan di pegunungan. Gambar tersebut menarik perhatian warganet bahkan menyebabkan kepanikan.

Selain ular berukuran raksasa, kejanggalan lain di gambar itu adalah ratusan orang di sekelilingnya tampak tidak ketakutan dan hanya menonton.

Pada bagian caption tertulis, ”Seekor naga raksasa berukuran 390 meter dengan diameter 1,5 meter melompat keluar dari air sore ini, menarik perhatian ribuan orang. Para ahli terbang ke sini dan mengatakan bahwa naga itu ada hubungannya dengan gempa bumi."

Polisi mengatakan, Zhang telah meminta maaf atas dampak dari gambar palsu itu. Dia menggunakan ide naga setelah menemukan gambar ular yang kemudian dimanipulasi dengan photo editor.

"Tujuannya hanya untuk sedikit bersenang-senang," kata Zhang, dikutip dari South China Morning Post, Senin (8/7/2019).

Sebagian warganet menilai, gambar yang dibuat Zhang terkesan sungguhan. Seorang perempuan mengaku percaya dengan naga raksasa itu dan memperlihatkan kepada anaknya.

Namun ada pula yang justru mencemooh dengan menganggap Zhang tak tahu seperti apa naga yang asli.

"Saya pikir pria itu tak paham seperti apa bentuk naga," kata seorang pengguna Weibo.

Naga dalam mitos China digambarkan sebagai hewan seperti ular yang bisa terbang. Dia memiliki kaki dan bagian atas tubuhnya bersisik. Tapi di gambar Zhang, hewan itu tampak seperti ular biasa.

Editor: Anton Suhartono