Sebut Myanmar Lakukan Pembersihan Etnis, AS Tangguhkan Perjalanan
YANGON, iNews.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menangguhkan perjalanan para pejabatnya ke Myanmar untuk alasan keamanan.
Hal ini dipicu adanya potensi unjuk rasa yang dilakukan warga Myanmar untuk memprotes pernyataan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang menyebut negara itu melakukan pembasmian etnis terhadap Muslim Rohingya.
"Kondisi di utara Rakhine merupakan pembersihan etnis terhadap Rohingya," tegas Tillerson, kemarin.
Pemerintah AS, kata dia, juga akan meminta pertanggungjawaban dan mempertimbangkan memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.
"Ada pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa tentara Burma, pasukan keamanan, dan warga setempat sehingga menyebabkan penderitaan yang luar biasa dan memaksa ratusan ribu laki-laki, perempuan, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka," ungkap Tillerson.
Usai mengunjungi Myanmar pada pekan lalu, Tillerson sempat mengatakan bahwa saat itu pemberian sanksi belum tepat bagi Mynamar. Pernyataannya pada Rabu kemarin cukup mengejutkan karena berbalik 180 derajat.
Sanksi ini dimaksudkan untuk menekan kalangan pemimpin sipil serta militer atas sikap mereka atas Muslim Rohingya.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) telah menyampaikan laporan mereka dan menuduh militer Myanmar melakukan banyak tindak kejahatan, termasuk pembunuhan serta pemerkosaan massal dan pembakaran sejak 25 Agustus. Sejak itu lebih dari 600.000 warga Muslim terpaksa mengungsi ke Bangladesh.
Editor: Anton Suhartono