Sebut PM Kanada di Neraka, Penasihat Gedung Putih Minta Maaf
WASHINGTON, iNews.id - Penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, meminta maaf terkait pernyataannya terhadap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, usai pertemuan G-7 akhir pekan lalu. Dia menyebut ada tempat khusus di neraka untuk Trudeau.
Navarro mengatakan hal itu merespons konferensi pers yang dilakukan Trudeau usai bertemu dengan Trump.
"Ada sebuah tempat khusus di neraka bagi setiap pemimpin yang melakukan diplomasi dengan niat buruk terhadap Presiden Donald J Trump lalu mencoba menusuknya dari belakang di pintu jalan keluar. Itulah apa yang dilakukan Trudeau di konferensi pers. Itu lemah, tidak jujur, apa yang dilakukan Justin Trudeau," kata Navarro.
Lalu, dalam sebuah acara yang digelar Wall Street Journal, Selasa (12/6/2018) waktu setempat, Navarro mengakui telah membuat kesalahan.
"Misi saya untuk mengirim pesan yang kuat. Masalahnya, dalam menyampaikan pesan itu saya menggunakan bahasa yang tidak sesuai," kata Navarro, menjelaskan.
Langkah Navarro yang meminta maaf merupakan hal yang jarng terjadi di pemerintahan Donald Trump. Penyesalan Navarro ini bisa dibilang sebagai barang langka dari Gedung Putih.
Sementara itu Pemerintah Kanada merespons dengan santai permintaan maaf Navarro. Trudeau pun menolak untuk menjawab saat wartawan bertanya apakah menerima permintaan maaf itu atau tidak.
"Kami akan terus melakukan diplomasi dengan cara Kanada, yaitu menjadi positif, konstruktif dan teguh dalam membela kepentingan industri. Dalam diplomasi itu tidak terlalu penting tentang perasaan dan komentar pribadi," kata Menteri Perdagangan Kanad, Francois-Philippe Champagne, ketika ditanya tentang permintaan maaf.
Sebelumnya, penasihat ekonomi Larry Kudlow juga mengecam Trudeau dengan menyebutnya telah mengkhianati Trump dalam jumpa pers setelah presiden meninggalkan Kanada untuk menuju Singapura.
Editor: Anton Suhartono