Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat Hercules Jatuh Tewaskan 20 Tentara, Turki Minta Publik Tak Berspekulasi
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Chora Kariye, Bangunan Bekas Gereja yang Diubah Kembali Jadi Masjid oleh Erdogan

Jumat, 21 Agustus 2020 - 17:14:00 WIB
Sejarah Chora Kariye, Bangunan Bekas Gereja yang Diubah Kembali Jadi Masjid oleh Erdogan
Penampakan dalam Museum Kariye (Foto: Church of Chora)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali mengeluarkan perintah untuk mengubah museum menjadi masjid. Kali ini Museum Kariye yang dulunya merupakan gereja Ortodoks peninggalan Bizantium bernama Chora, diubah menjadi masjid.

Perjalanan kisah Museum Kariye mirip dengan Hagia Sophia, juga di Istanbul, yang lebih dulu diubah menjadi masjid pada bulan lalu.

Gereja Holy Saviour in Chora diubah menjadi masjid sekitar 50 tahun setelah penaklukan Konstantinopel oleh kekhalifahan Turki Utsmani pada 1453.

Setelah Perang Dunia II, Masjid Kariye diubah menjadi museum oleh Mustafa Kemal Attaturk, demi mendorong terciptanya republik baru yang sekuler dan menghilangkan jejak kekhalifahan Utsmani. Sekelompok sejarawan seni asal Amerika Serikat membantu memulihkan kembali mosaik gereja dan membukanya untuk umum pada 1958.

Pada awalnya, Chora dibangun di luar tembok Kota Konstantinopel dan tetap menggunakan nama yang sama setelah tembok diperluas oleh Theodosius II pada 413–414. Nama ini berasal dari kata Yunani, Hora, yang berarti 'negara' atau 'tanah', mengacu pada lokasi berdirinya serta mengusung makna simbolik karena mosaik gereja menggambarkan Yeus Kristus sebagai tanah kehidupan.

Pada 1511 atau setelah penaklukan Istanbul oleh kekhalifahan Turki Utsmani, saat itu dipimpin oleh Atik Ali Pasha, Gereja Chora diubah menjadi masjid.

Ali Pasha kemudian menambahkan mihrab di bagian dalam bangunan yang menghadap kiblat serta mengubah menara lonceng menjadi tempat menyuarakan azan. Penamaan Chora pun diubah menjadi Masjid Kariye.

Karena larangan gambar ikonik dalam Islam, semua prasasti, simbol Kristen, lukisan dinding, dan mosaik ditutup dengan lapisan tipis cat dan kapur.

Pada 1948, Thomas Whittemore dan Paul A Underwood dari Byzantine Institute of America dan Dumbarton Oaks Center for Byzantine Studies, mensponsori program restorasi untuk membersihkan, memulihkan, dan melestarikan lukisan dinding di Chora yang telah diplester dan dilabur berulang kali.

Semua gambaran yang merepresentasikan gereja era Bizantium dihidupkan kembali. Pekerjaan itu berlangsung selama 12 tahun pada 1950-an. Pada 1958, Chora dibuka untuk umum sebagai Museum Kariye Muzesi.

Pada Novemer 2019, pengadilan administratif Turki menyetujui konversi Museum Kariye menjadi masjid. Lalu pada Jumat (21/8/2020), Presiden Erdogan mempertegas dengan memerintahkan perubahan museum tersebut menjadi masjid.

Berdasarkan pemantauan AFP di lokasi, Museum Kariye masih dibuka untuk umum setelah Erdogan mengeluarkan perintah. Ini berbeda dengan Hagia Sophia di mana saat itu bangunan langsung ditutup untuk umum karena dilakukan penyesuaian bagian dalam untuk tempat salat. Hagia Sophia untuk pertama kali menggelar Salat Jumat berjamaah bulan lalu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut