Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mantan Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee Dituntut Hukuman 15 Tahun Penjara
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Tercipta, Pertemuan 2 Pemimpin Korea Akan Digelar di Korut

Senin, 13 Agustus 2018 - 14:34:00 WIB
Sejarah Tercipta, Pertemuan 2 Pemimpin Korea Akan Digelar di Korut
(Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) menyepakati digelarnya pertemuan tingkat tinggi dua negara untuk ketiga kalinya. Jika pada dua pertemuan sebelumnya, Presiden Moon Jae In dan pemimpin Kim Jong Un bertemu di Zona Demiliterisasi, Panmunjom, maka pertemuan ketiga akan digelar di ibu kota Korut, Pyongyang.

"Menyepakati digelarnya pertemuan Korsel-Korut di Pyongyang pada September sesuai rencana," demikian bunyi pernyataan bersama pejabat kedua negara, seperti dilaporkan Kantor Berita Yonhap, Senin (13/8/2018).

Delegasi kedua negara bertemu hari ini di Zona Demiliterisasi untuk menegaskan kembali kesepakatan yang dicapai Moon dan Kim sebelumnya. Moon dan Kim pertama kali bertemu pada 27 April 2018, disusul kemudian pada akhir Mei. Pada pertemuan pertama, disepakati Moon akan berkunjung ke ke Pyongyang pada musim semi.

Pertemuan nanti merupakan torehan sejarah setelah hubungan kedua negara membaik sejak Januari 2018. Ditandai dengan pernyataan Kim yang akan mengirim delegasi ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korsel.

Ini juga menjadi kesempatan pertama kali bagi presiden Korsel berkunjung ke Pyongyang sejak lebih dari satu dekade. Sebelumnya hubungan dua negara memburuk terkait uji coba senjata nuklir dan rudal Korut.

Dalam pernyataannya, pemimpin delegasi Korut, Ri Son Gwon, mengatakan, "Ketika pertemuan di Pyongyang antara para pemimpin Korut dan Korsel sedang dibahas, saya pikir masalah ini akan memberikan jawaban atas keinginan rakyat."

"Kami telah membuka sebuah era, di mana kami bergandengan tangan ketimbang berdiri masing-masing," kata Ri, menambahkan.

Sementara itu, delegasi Korsel yang dipimpin Menteri Unifikasi Cho Myoung Gyon mengatakan, penting bagi kedua Korea untuk tetap memiliki pemikiran yang sama.

"Banyak isu yang akan diangkat (dalam pertemuan), tapi saya kira setiap masalah bisa diselesaikan dengan pola pikir seperti itu," ujarnya.

Cho mengatakan, ada kemungkinan Korut akan membawa isu mengenai sanksi ekonomi.

"Kami akan menjelaskan posisi kami kepada Korut," ujarnya.

Isu lain yang diperkirakan akan dibahas di antaranya status perang Korea. Kedua negara masih berstatus perang sejak 1953 sampai sekarang. Korsel dan Korut hanya meneken perjanjian gencatan senjata, bukan kesepakatan damai permanen.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut