Sejumlah Ledakan Terjadi di Gedung Kementerian Keamanan Negara, Beruntung Tak Ada Korban Cidera
TIRASPOL, iNews.id - Sejumlah ledakan terjadi di gedung Kementerian Keamanan Negara di Transnistria, Senin (25/4/2022). Ledakan diyakini berasal dari granat berpeluncur roket.
Polisi di wilayah Transnistria, tempat Rusia menempatkan pasukan mengatakan tidak ada korban cedera dalam serangan yang diduga terjadi pada hari libur Senin Paskah Ortodoks di Kota Tiraspol. Gedung tersebut diperkirakan tengah kosong.
Kementerian Dalam Negeri Transnistria melalui Facebook mengatakan, beberapa jendela bangunan pecah dan asap keluar dari bangunan itu.
Transnistria, sebidang tanah dengan sekitar 470.000 orang, terletak antara Moldova dan Ukraina. Wilayah yang memiliki nama resmi Republik Pridnestrovia Moldavia merupakan negara yang memisahkan diri dari Moldova namun tak diakui. Secara internasional, wilayah ini diakui sebagai bagian dari Moldova.
Wilayah inni telah berada di bawah kendali otoritas separatis sejak perang 1992 dengan Moldova. Rusia menempatkan sekitar 1.500 tentara di sana dan menyebut mereka sebagai pasukan penjaga perdamaian.
Tetapi ada kekhawatiran tinggi bahwa pasukan tersebut dapat digunakan untuk menyerang Ukraina dari barat. Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Kantor Kebijakan Reintegrasi Moldova mengatakan "prihatin" tentang insiden tersebut.
"Tujuan dari insiden hari ini adalah untuk menciptakan dalih untuk memperketat situasi keamanan di wilayah Transnistria, yang tidak dikendalikan oleh otoritas konstitusional," kata Kementerian Luar Negeri Moldova dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat senior militer Rusia, Rustam Minnekayev, mengatakan pekan lalu bahwa pasukan Rusia bertujuan untuk mengambil kendali penuh atas Ukraina selata. Langkah seperti itu juga akan membuka koridor darat ke Transnistria.
Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan sebelumnya bahwa pasukan Rusia dapat meluncurkan operasi "bendera palsu" untuk menciptakan dalih untuk menyerang wilayah negara lain. Pejabat Rusia telah menolak tuduhan tersebut.
Editor: Umaya Khusniah