Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Data Terbaru PBB Ungkap 81% Bangunan Gaza Hancur dan Rusak akibat Serangan Israel
Advertisement . Scroll to see content

Sekjen PBB: Pandemi Corona Picu Tsunami Kebencian dan Xenofobia secara Global

Jumat, 08 Mei 2020 - 11:56:00 WIB
Sekjen PBB: Pandemi Corona Picu Tsunami Kebencian dan Xenofobia secara Global
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan kepada dunia agar berjuang habis-habisan untuk mengakhiri tsunami kebencian dan xenofobia (ketidaksukaan terhadap orang-orang asing dari negara lain) yang dipicu oleh pandemi virus corona (Covid-19). Dia menyampaikan seruan itu tanpa menyebut nama negara-negara tertentu.

“Pandemi terus mengeluarkan tsunami kebencian dan xenofobia, kambing hitam, dan keresahan,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP, Jumat (8/5/2020).

“Sentimen antiasing telah meningkat secara daring dan di jalan-jalan. Teori konspirasi anti-Semit telah menyebar dan serangan anti-Muslim terkait Covid-19 juga telah terjadi,” tuturnya.

Menurut Guterres, kaum imigran dan pengungsi telah difitnah sebagai sumber virus oleh sebagian kalangan masyarakat di dunia. Bahkan, mereka kemudian ditolak untuk mendapatkan akses perawatan medis yang layak.

Sementara itu, beragam meme penghinaan telah muncul terhadap kaum lansia. Di antara meme itu menunjukkan bahwa orang-orang tua—yang dianggap sebagai kelompok paling rentan terhadap virus corona—bisa dibuang.

“Wartawan, pengungkap kasus, profesional kesehatan, relawan, dan pembela hak asasi manusia juga menjadi sasaran (kebencian) hanya karena menjalankan pekerjaan mereka,” kata Guterres.

Karena itu, sekjen PBB mengimbau seluruh negara untuk berupaya habis-habisan mengakhiri pidato kebencian secara global. Dia juga meminta kepada para pemerintah untuk menggencarkan edukasi literasi digital kepada kaum muda lewat berbagai lembaga pendidikan. Pasalnya, kaum muda menurut Guterres adalah kelompok pendengar yang labil.

“Media, terutama perusahaan media sosial, untuk berbuat lebih banyak menandai dan menghapus konten-konten rasial, misoginis, dan konten berbahaya lainnya,” tuturnya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut