Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kabar Baik! Anak-Anak Korban Bencana di Sumbar dan Sumut Segera Sekolah Lagi, Aceh Menyusul
Advertisement . Scroll to see content

Sekolah di Kamerun Diserang Kelompok Bersenjata, 8 Siswa Tewas

Minggu, 25 Oktober 2020 - 05:29:00 WIB
Sekolah di Kamerun Diserang Kelompok Bersenjata, 8 Siswa Tewas
Sekolah di Kamerun diserang kelompok bersenjata menewaskan sedikitnya 8 siswa (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

KUMBA, iNews.id - Kelompok bersenjata menyerang sekolah di Kamerun, Sabtu (24/10/2020), menewaskan setidaknya delapan siswa. Para pelaku menyerang menggunakan senjata api dan parang.

Laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebutkan, serangan terjadi di sekolah yang menerapkan pengajaran dua bahasa, Akademi Bilingual Internasional Mother Francisca di Kumba.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun daerah itu dilanda kekerasan antara separatis Anglophone dan pasukan pemerintah selama 3 tahun terakhir.

"Sebanyak 12 lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit setempat," demikian keterangan OCHA, seperti dikutip dari AFP, Minggu (25/10/2020).

Pihak berwenang tidak menyalahkan kelompok mana pun atas serangan paling berdarah sejak beberapa tahun terakhir itu.

Pejabat pemerintah Kumba, Chamberlin Ntou'ou Ndong, mengatakan dia bersumpah para pelaku akan ditangkap bagaimanapun caranya.

Dua wilayah yang menggunakan bahasa Inggris dalam aktivitas sehati-hati, yakni di Provinsi Barat Daya dan Barat Laut, telah lama menentang diskriminasi dari kelompok mayoritas yang menggunakan bahasa Prancis.

Kedua wilayah itu menjadi pusat konflik melibatkan separatis yang mengincar tentara pemerintah serta menuntut penutupan kantor pemerintah daerah serta sekolah.

Bentrokan telah merenggut lebih dari 3.000 nyawa serta memaksa lebih dari 700.000 orang mengungsi dari rumah mereka sejak 2017.

Pada awal September, tentara melancarkan operasi terakhir melawan militan di Barat Laut. Serangan ini kemungkinan sebagai balasan dari separatis.

Gerakan separatis menjadi lebih radikal dan mengganti nama wilayah itu menjadi Republik Ambazonia yang tidak pernah diakui secara internasional. Strategi mereka di antaranya memboikot sekolah.

"Pemerintah dan masyarakat sipil Anglophone melakukan banyak tekanan kepada kelompok separatis untuk mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah dan beberapa yang telah ditutup dalam beberapa tahun terakhir mulai melanjutkan kelas lagi," kata analis senior Kelompok Krisis Internasional (ICG) Kamerun, Arrey Elvis Ntui.

Tahun lalu, dua siswa dibunuh oleh separatis di Buea, Ibu Kota Provinsi Barat Daya. Seorang pejabat mengambarkan serangan itu sebagai pembalasan karena menentang penutupan sekolah secara paksa. Pada 2018, pemberontak membunuh seorang kepala sekolah, memutilasi seorang guru, dan menyerang beberapa sekolah menengah.

Para separatis juga semakin sering menculik, memeras, menyerang tentara dan polisi, serta membakar gedung-gedung fasilitas umum dan sekolah.

Pemerintah merespons serangan itu dengan tindakan keras, mengerahkan ribuan tentara.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut