Selain Hong Kong, Infeksi Ulang Pasien Covid-19 Juga Terjadi di Belanda dan Belgia
AMSTERDAM, iNews.id – Dua pasien di Eropa dipastikan kembali terinfeksi virus corona. Kabar tersebut meningkatkan kekhawatiran akan imunitas masyarakat terhadap virus tersebut, di saat dunia sedang berjuang menjinakkan pandemi Covid-19.
Kabar infeksi ulang yang dialami dua pasien Eropa itu menyusul sebuah laporan pekan ini dari para peneliti di Hong Kong bahwa seorang pasien lainnya juga kembali dinyatakan positif Covid-19, setelah dinyatakan sembuh 4,5 bulan yang lalu.
Hal itu tentunya memicu kekhawatiran mengenai keampuhan calon vaksin melawan virus tersebut, meski para ahli mengatakan perlu lebih banyak kasus infeksi ulang agar kondisi ini dapat dibenarkan.
Lembaga penyiar NOS Belanda pada Selasa (25/8/2020) ini memberitakan bahwa seorang pasien di negara itu dan juga di Belgia kembali terinfeksi virus corona. Mengutip ahli virus Marion Koopmans, media tersebut melaporkan pasien yang di Belanda itu adalah seorang lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut Koopmans, untuk mengetahui infeksi ulang yang sesungguhnya, (seperti yang terjadi di Belanda, Belgia, dan Hong Kong), pengujian genetik virus mutlak diperlukan. Pengujian itu harus dilakukan, baik pada saat infeksi pertama maupun kedua, untuk melihat apakah kedua contoh virus sedikit berbeda.
Koopmans, yang juga penasihat Pemerintah Belanda mengatakan, infeksi ulang pada pasien Covid-19 sebenarnya telah diprediksikan oleh para ilmuwan. “Bahwa seseorang dapat terinfeksi kembali, tidak membuat saya merasa aneh. Kami hanya harus melihat apakah itu memang sering terjadi,” ujarnya dikutip Reuters.
Ahli virus asal Belgia, Marc Van Ranst, mengatakan kepada lembaga penyiar VRT bahwa dia tidak kaget saat mendengar laporan kasus infeksi ulang di Hong Kong. “Bagi kami itu bukan berita, karena kami juga mempunyai kasus seperti itu di Belgia,” ujarnya.
Kasus di Belgia adalah seorang perempuan yang pertama kali terinfeksi Covid-19 pada pekan kedua Maret dan kembali terinfeksi pada Juni lalu.
Editor: Ahmad Islamy Jamil