Semakin Banyak Tentara Israel Bunuh Diri sejak Perang di Gaza, Segini Jumlahnya
TEL AVIV, iNews.id - Jumlah tentara Israel yang bunuh diri sejak penugasan perang di Jalur Gaza terus meningkat, menjadi kekhawatiran serius di kalangan militer. Tekanan mental berat dan trauma pascaperang menjadi pemicu utama krisis psikologis yang menimpa para prajurit.
Insiden terbaru terjadi di pangkalan militer Sde Teiman, Israel selatan. Seorang anggota Brigade Golani menembak dirinya sendiri di kepala menggunakan pistol milik rekannya setelah kembali dari bertugas di Gaza. Ia diketahui sedang dalam proses penyelidikan oleh polisi militer, dan senjatanya telah disita, memaksanya mencuri senjata rekannya yang sedang tertidur untuk mengakhiri hidup.
Menurut laporan surat kabar Haaretz, tentara tersebut kembali dari Gaza untuk beristirahat, namun langsung diinterogasi oleh otoritas militer. Meski pelanggaran yang diselidiki tak berkaitan dengan perilakunya, tekanan psikologis akibat kehilangan teman dekat dalam ledakan bom di Gaza diduga kuat menjadi pemicu aksi bunuh diri itu.
Insiden ini bukan kasus tunggal. Data yang dirilis berbagai media Israel menunjukkan lonjakan signifikan dalam kasus bunuh diri di kalangan tentara sejak pecahnya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Surat kabar Israel Hayom mencatat bahwa sepanjang tahun 2024 saja, sudah 21 tentara Israel mengakhiri hidupnya. Sementara itu, laporan investigatif Haaretz pada Mei 2025 bahkan menyebut angka yang lebih tinggi: 42 tentara Israel bunuh diri sejak perang Gaza dimulai.
Kondisi ini semakin memperburuk tekanan internal yang dihadapi Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Selain menghadapi perang yang sulit di lapangan, militer kini harus menghadapi krisis moral dan kesehatan mental yang parah di antara personelnya.
Hingga awal Juli 2025, sebanyak 888 tentara Israel dilaporkan tewas dalam perang melawan kelompok perlawanan Palestina di Gaza, dengan lebih dari 6.000 lainnya terluka. Dari jumlah itu, 444 tentara tewas dalam operasi darat yang dimulai sejak 27 Oktober 2023.
Salah satu pertempuran paling berdarah terjadi di Beit Hanoun, Gaza Utara, pada 7 Juli 2025. Lima tentara Israel tewas dan 14 lainnya luka-luka akibat bom jebakan dan hujan tembakan dari pejuang Hamas, menurut pernyataan resmi IDF. Hamas menyebut aksi itu sebagai “pukulan telak” terhadap militer Israel yang mereka anggap semakin rapuh.
Krisis kesehatan mental dan meningkatnya angka bunuh diri ini menjadi sinyal kuat bahwa dampak perang tidak hanya terlihat dari jumlah korban di medan tempur, tetapi juga dari kerusakan psikologis jangka panjang yang dialami para tentara.
Hingga saat ini, IDF belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait lonjakan kasus bunuh diri tersebut, namun sejumlah kalangan di Israel mulai mendesak peningkatan layanan konseling dan perawatan psikologis bagi prajurit aktif maupun veteran.
Editor: Anton Suhartono