Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemlu Pulangkan 9 WNI dari Kamboja, 7 Korban Online Scam
Advertisement . Scroll to see content

Sempat Dipuji karena Berhasil Kendalikan Covid-19, Kamboja kini Kewalahan

Rabu, 07 April 2021 - 10:23:00 WIB
Sempat Dipuji karena Berhasil Kendalikan Covid-19, Kamboja kini Kewalahan
Kamboja mulai kewalahan menangani pandemi Covid-19, rumah sakit nyaris penuh dengan pasien (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

PHNOM PENH, iNews.id - Kamboja mulai kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19, padahal negara itu sempat dipuji karena berhasil mengendalikan pandemi.

Bahkan Perdana Menteri Hun Sen memerintahkan pejabat kesehatan untuk bersiap merawat pasien Covid-19 di rumah karena rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang ada tak mampu menampung pasien.

Kamboja merupakan salah satu negara yang kasus virus corona terkecil di dunia, namun sejak 6 pekan terakhir mengalami lonjakan lima kali lipat menjadi 2.824 orang. Sementara kasus kematian naik jadi 22 orang. Angka tersebut memang tergolong masih kecil jika dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, namun layanan kesehatan Kamboja sangat rapuh.

Hun Sen mengatakan dalam pesan audio yang disebarluaskan ke masyarakat, saat ini ada 1.003 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, mendekati kapasitas maksimal.

"Kita tidak dapat menampung semua pasien jika kasus meningkat terus," kata Hun Sen, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/4/2021).

Dia menambahkan, jumlah pasien sembuh lebih kecil dibandingkan orang yang terinfeksi dan membutuhkan perawatan. Pemerintah sudah mendirikan rumah sakit baru, namun belum juga cukup menampung penderita.

“Rawat mereka yang menderita kasus Covid-19 ringan di rumah,” tuturnya.

Sejauh ini Kementerian Kesehatan Kamboja belum memberikan komentar terkait pernyataan Hun Sen dan seperti apa model perawatan di rumah.

Pemerintah Kamboja telah menerapkan pembatasan sangat ketat untuk mencegah penyebaran wabah, yakni dengan membatasi perjalanan antarprovinsi dan antarkota, melarang pertemuan besar, dan memberlakukan jam malam di Ibu Kota Phnom Penh selama 2 pekan terhitung mulai 1 April.

Negara itu juga mengesahkan undang-undang yang menjatuhkan hukuman penjara lama bagi pelaku pelanggaran serius.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut