Sempat Jadi 'Penjara Mewah' Pangeran Saudi, Hotel Ritz-Carlton Dibuka
RIYADH, iNews.id - Hotel Ritz-Carlton di Riyadh yang sempat dijadikan penjara mewah bagi para pengeran, pejabat, dan para pengusaha Arab Saudi, dibuka kembali, Minggu (11/2/2018). Ritz-Carlton Riyadh ditutup selama lebih dari 3 bulan atau sejak awal November 2017.
Sebagian besar penghuni penjara mewah itu, yang merupakan tersangka kasus korupsi, sudah dibebaskan dengan membayar uang pengganti kerugian negara. Sisanya, yakni 56 orang, dipindahkan ke tahanan lain sejak 2 pekan lalu, sambil menunggu proses peradilan. Mereka merupakan para tersangka yang menolak memberikan uang pengganti.
Pemerintah Arab Saudi memindahkan para tamu Ritz-Carlton ke hotel lain pada November tahun lalu, menyusul penangkapan besar-besaran terhadap keluarga kerajaan dan para pejabat dalam kasus mega-korupsi.
Saat itu, komite antikorupsi yang dipimpin putra mahkota, Mohammed bin Salman, menangkap 11 pangeran serta puluhan pejabat, lalu menahan mereka di Ritz-Carlton, menjadikan hotel yang pernah digunakan sebagai tempat menginap Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkunjung pada tahun lalu, sebagai penjara mewah para tersangka korupsi.
Kini para tamu yang sebagian besar para pengusaha asing yang berbisnis di Saudi dikembalikan ke hotel berdaya tampung 492 kamar itu.
"Ini sebuah kehormatan (bisa kembali lagi)," kata seorang konsultan asing, dikutip dari Reuters, seraya menambahkan, dia tak sabar menikmati fasilitas di dalamnya, termasuk mobil mewah yang mengantarnya ke tempat kerja.
Menurut dia, meski hotel dengan biaya sewa termurah 2.439 riyal atau sekitar Rp8,7 juta per malam itu pernah digunakan para pangeran dan pejabat Saudi, tak ada jejak yang mereka tinggalkan.
Sementara itu manager menolak memberikan komentar terkait beroperasinya kembali hotel tersebut. Kabar mengenai dibukanya kembali Ritz-Carlton pada hari ini juga diketahui dari pengumuman di website hotel.
Editor: Anton Suhartono