Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jabat Wali Kota Muslim New York Pertama, Mamdani Simbol Perlawanan Minoritas di AS
Advertisement . Scroll to see content

Serangan Drone AS di Kabul Afghanistan Bunuh 10 Warga Sipil termasuk 7 Anak

Sabtu, 18 September 2021 - 06:43:00 WIB
Serangan Drone AS di Kabul Afghanistan Bunuh 10 Warga Sipil termasuk 7 Anak
Serangan drone AS di Kabul, Afghanistan, bulan lalu menewaskan 10 warga sipil. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Serangan drone alias pesawat tak berawak milik AS di Kabul, Afghanistan, bulan lalu menewaskan sebanyak 10 warga sipil termasuk 7 anak. Militer AS mengonfirmasi jumlah korban itu pada Jumat (17/9/2021), dan meminta maaf atas peristiwa tersebut.

Washington DC menyebut jatuhnya korban jiwa dari kalangan warga sipil akibat serangan drone mereka itu sebagai “kesalahan tragis”. Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menyatakan, serangan drone yang berlangsung pada 29 Agustus itu seharusnya menyasar seorang pelaku bom bunuh diri ISIS.  

Anggota ISIS itu menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di Bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan tentara dan warga Amerika dari Afghanistan. Sayangnya, ketika laporan tentang jatuhnya korban sipil akibat serangan drone AS itu muncul pertama kali, petinggi militer Amerika malah menggambarkan langkah tersebut “sudah benar”.

Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Korps Marinir Frank McKenzie, pada saat itu mengatakan bahwa dia yakin serangan pesawat tak berawak itu dapat mencegah ancaman yang akan segera terjadi terhadap pasukan AS di Bandara Kabul.

“Namun, penyelidikan kami sekarang menyimpulkan bahwa serangan itu adalah kesalahan yang tragis,” kata McKenzie kepada wartawan, dikutip Reuters, Sabtu (18/9/2021) WIB.

Sang jenderal mengatakan, dia sekarang percaya bahwa tidak mungkin orang-orang yang tewas dalam serangan drone pada 29 Agustus itu adalah anggota afiliasi ISIS di Afghanistan (juga disebut ISIS-Khorasan atau ISIS-K) yang menjadi ancaman bagi pasukan AS. Menurut McKenzie, Pentagon sedang mempertimbangkan pemulihan bagi keluarga korban.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut