Setelah Sebut Putin Gila, Trump Semprot Zelensky: Omongannya Selalu Bikin Masalah!

WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak hanya menyerang mitranya dari Rusia, Vladimir Putin. Dia juga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pernyataan itu disampaikan Trump sebagai respons atas komentar Zelensky setelah negaranya dibombardir habis-habiusan oleh Rusia pada akhir pekan lalu. Zelensky mengaitkan AS atas serangan brutal Rusia tersebut. 

Baca Juga

Putin: Ukraina Dipimpin oleh Geng Kriminal yang Duduk di Toilet Emas

Menurut Zelensky, sikap diam AS sama saja memberi semangat kepada Putin untuk terus menyerang Ukraina.

Zelensky juga mendesak tekanan kuat, termasuk sanksi lebih keras, terhadap Rusia.

Baca Juga

Trump Pecat 100 PNS Dewan Keamanan Nasional, Beri Waktu 30 Menit untuk Beres-Beres Meja

Trump berkomentar, pernyataan Zelensky itu tidak membantu negaranya dalam menghadapi situasi perang dengan Rusia.

"Semua yang keluar dari mulutnya membikin masalah. Saya tidak menyukainya dan sebaiknya itu dihentikan," kata Trump, di akun Truth Social.

Baca Juga

Trump dan Putin Berbincang 2 Jam via Telepon, Ini yang Dibahas

Sebelumnya Trump blak-blakan mengungkapkan rasa tidak senang kepada Putin. Pernyatan langka itu dia sampaikan terkait serangan udara besar-besaran Rusia ke Ukraina pada akhir pekan. Setidaknya 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka akibat serangan Rusia ke Ukraina pada Minggu (25/5/2025). Rusia menggempur Ukraina dengan meluncurkan 367 drone kamikaze dan rudal. Dari jumlah senjata, itu merupakan serangan paling masif dilakukan dalam semalam sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

"Apa yang terjadi padanya? Dia membunuh banyak orang," ujar Trump, di New Jersey.

Trump melanjutkan dia sudah lama mengenal Putin dan selalu akur dengannya. Namun serangan drone dan rudal ke banyak kota Ukraina sama sekali tidak disukainya.

Trump lalu mengancam akan menjatuhkan sanksi baru untuk Rusia setelah ini.
Sebelumnya dia beberapa kali berjanji akan menjatuhkan sanski kepada Rusia, namun belum pernah mewujudkannya.

Editor: Anton Suhartono