Setelah Usir Dubes, Saudi Tangguhkan Penerbangan ke Kanada
RIYADH, iNews.id - Maskapai penerbangan Arab Saudi menangguhkan penerbangan langsung dari dan menuju Toronto, Kanada, sejak Senin (6/8/2018). Ini merupakan langkah terbaru yang diambil pemerintah Saudi setelah mengusir dubes Kanada.
Saudi geram dengan desakan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Kanada untuk segera membebaskan aktivis HAM dan perempuan. Desakan itu dianggap sebagai bentuk campur tangan Kanada terhadap urusan dalam negeri Saudi.
Dilaporkan The Guardian, Selasa (7/8/2018), pada Senin malam, perusahaan penerbangan Saudi, Saudia, mengumumkan penangguhan penerbangan per 13 Agustus.
Tak hanya itu, Saudi juga menghentikan program pertukaran pelajar dengan Kanada dan akan memindahkan para siswa penerima beasiswa Saudi ke negara lain.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) meminta informasi soal penahanan aktivis tersebut dan mendesak Pemerintah Saudi menghormati proses hukum. Ini merupakan komentar pertama AS sejak perselisihan antara kedua sekutu itu mencuat.
"Kami meminta Pemerintah Arab Saudi untuk memberi informasi tambahan tentang penahanan beberapa aktivis," demikian pernyataan kemlu.
"Kami terus mendorong Pemerintah Arab Saudi menghormati proses hukum dan mempublikasikan informasi tentang status kasus hukum."
Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengaku prihatin dengan pengusiran dubesnya. Dia menegaskan sikap itu tak akan memengaruhi posisi Kanada dalam membela HAM.
Dia juga menyanyangkan langkah pemutusan program pertukaran pelajar.
"Ini akan memalukan bagi para siswa jika mereka kehilangan kesempatan untuk belajar di sini," kata Freeland.
Saudi mengusir Dubes Kanada Denis Horak dan memanggil diplomatnya dari negara tersebut untuk berkonsultasi. Saudi juga membekukan kerja sama perdagangan dan investasi terbaru dengan Kanada.
Langkah itu merupakan teguran keras terhadap Kanada setelah menyatakan keprihatinan atas penangkapan aktivis di Arab Saudi, termasuk pegiat hak perempuan terkemuka Samar Badawi. Kanada mendesak agar para tahanan dibebaskan.
Dua negara Teluk yakni Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan mendukung Saudi.
Editor: Nathania Riris Michico