Siap Bayar Pakai Rubel, Turki Amankan Pasokan Gas Rusia untuk Musim Dingin
MOSKOW, iNews.id – Ankara dan Moskow telah mencapai kesepakatan terkait pembelian gas Rusia oleh Turki. Dengan begitu, Turki telah meningkatkan keamanan pasokan energinya menjelang musim dingin tahun ini.
Pada Kamis (11/8/2022) lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki, Fatih Donmez, mengumumkan bahwa negaranya bersedia membayar gas alam Rusia dengan mata uang rubel. Saat ini pihaknya juga tengah mendiskusikan opsi untuk membayar sebagian gas impor tersebut dalam mata uang lira Turki.
“Ini adalah perkembangan positif untuk mencapai kesepakatan tentang pasokan gas dari Rusia dalam mata uang nasional. Keamanan dan pasokan gas dari Rusia akan terus berlanjut. Dan saya tidak mengharapkan perpecahan (antara Turki dan Rusia) untuk saat ini,” ungkap Pemimpin Partai Inovasi Turki, Ozturk Yilmaz, kepada kantor berita Sputnik, akhir pekan ini.
Rusia terus menjajaki kesepakatan dengan para mitra dagang yang memungkinkannya untuk menjual komoditas dalam mata uang rubel dan mata uang nasional lainnya. Langkah tersebut dilakukan Moskow demi menghindari penggunaan dolar AS dalam bertransaksi.
Perusahaan-perusahaan India semakin banyak menggunakan mata uang Asia untuk membeli barang-barang Rusia guna menghindari sanksi Barat, menyusul agresi militer Moskow ke Ukraina.
Yilmaz mengatakan, netralitas Turki dalam krisis Ukraina dan penolakannya untuk mendukung upaya Barat untuk mengisolasi Rusia patut dipuji. Kedua negara memiliki hubungan khusus yang telah terbukti penting selama masa volatilitas seperti saat sekarang ini.
“Selalu ada beberapa tekanan yang datang dari Barat. Tetapi Turki berhasil melepaskan diri dari banyak aspek isolasi Rusia. Bukan cuma karena kami bertetangga, kami memiliki hubungan khusus dan kami harus bisa melepaskan diri (dari perpecahan),” katanya.
Menurut dia, Moskow dan Ankara harus meningkatkan kerja sama komprehensif untuk melawan tekanan Barat. Yilmaz menambahkan, Rusia pun harus membiarkan Turki mempertahankan kepentingan keamanannya di Suriah sebagai imbalannya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil