Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Singapura Larang Demonstrasi terkait Kudeta Myanmar

Minggu, 07 Februari 2021 - 14:14:00 WIB
Singapura Larang Demonstrasi terkait Kudeta Myanmar
Singapura larang penduduk menggelar unjuk rasa terkait kudeta Myanmar (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

SINGAPURA, iNews.id - Singapura melarang penduduknya menggelar demonstrasi menentang kudeta di Myanmar. Padahal demonstrasi menentang penggulingan Aung San Suu Kyi marak terjadi di berbagai negara. Aksi besar terjadi di Jepang dan Thailand pekan lalu, di samping negara lain termasuk Amerika Serikat. Massa umumnya merupakan warga Myanmar yang berada di luar negeri.

Kepolisian Singapura mengancam warga asing yang menggelar unjuk rasa akan diusir dari negara itu.

Kepolisian Singapura, SPF, menemukan posting-an di media sosial mengenai rencana demonstrasi yang dilakukan warga Myanmar.

"Posting-an online oleh warga Myanmar yang bekerja atau tinggal di Singapura, merencanakan unjuk rasa di Singapura sehubungan dengan perkembangan terakhir di Myanmar. Mereka yang melanggar hukum akan ditindak tegas, mungkin termasuk penghentian visa atau izin kerja," bunyi pernyataan SPF, dikutip dari DPA, Minggu (7/2/2021).

SPF memperingatkan orang asing yang berkunjung, bekerja, atau tinggal di Singapura, untuk mematuhi hukum yang berlaku di negaranya.

"(Imigran) Tidak boleh mengimpor politik negara mereka ke Singapura. Mengorganisasi atau berpartisipasi dalam rapat umum tanpa izin kepolisian di Singapura adalah ilegal," kata SPF.

Demonstrasi atau protes mengungkapkan perbedaan pendapat di depan umum jarang terjadi di Singapura.

Negara itu kini menampung puluhan ribu pekerja migran Myanmar, sebagian melarikan diri ke negara tersebut sejak akhir 1980-an. Saat itu Myanmar masih dikenal dengan Burma.

Imigran lainnya melarikan diri setelah 'Revolusi Saffron' pada 2007, yakni unjuk rasa beberapa pekan dipimpin para biksu Budha yang kemudian dibubarkan paksa tentara.

Selain itu warga Myanmar tertarik ke Singapura karena prospek pekerjaan di bidang konstruksi, perkapalan, pembantu rumah tangga, dan restoran.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut