Situs Kremlin dan Pemerintah Rusia Lainnya Down di Tengah Invasi ke Ukraina
MOSKOW, iNews.id - Situs resmi presiden Rusia (Kremlin) mengalami down atau lumpuh usai terkena serangan siber pada Kamis (24/2/2022). Hal ini terjadi di tengah operasi militer khusus di Ukraina Timur.
Dikutip dari Sputnik, selain situs kremlin, situs pemerintah lainnya seperti situs parlemen Rusia, situs Dewan Keamanan Rusia juga offline akibat serangan siber, menurut salah satu sumber, seraya menambahkan bahwa Kantor Kepresidenan untuk informasi keamanan sedang menangani masalah tersebut.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa serangan siber dapat dikaitkan dengan aktivitas Amerika Serikat (AS) terkait situasi di Ukraina.
Pekan lalu, situs Kementerian Luar Negeri Rusia down di tengah kebuntuan antara Rusia dan Barat atas tuntutan keamanan yang dikeluarkan Moskow kepada AS dan sekutunya pada bulan Desember 2021.
Tuntutan tersebut termasuk veto resmi atas bergabungnya Ukraina dengan NATO, pembatasan pengerahan senjata dan pasukan di sisi timur aliansi, penolakan untuk menyebarkan sistem senjata serang di dekat perbatasan Rusia, serta pengembalian pasukan NATO ke tempat mereka ditempatkan sebelumnya, yang disebut ekspansi timur pada tahun 1997. NATO sejak itu menolak sejumlah tuntutan Moskow.
Perkembangan terakhir terjadi di tengah operasi militer khusus yang dilakukan Rusia di Ukraina atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya pada Kamis, di mana dia mengatakan membuat keputusan setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR), dua wilayah memisahkan diri yang mengumumkan kemerdekaan mereka dari Ukraina pada 2014 meminta bantuan Moskow.
Awal bulan ini, LPR dan DPR mengatakan bahwa Kiev telah menembaki wilayah mereka, mendorong republik untuk memerintahkan evakuasi penduduk sipil ke Rusia.
Pada 21 Februari, Presiden Putin mengakui kemerdekaan LPR dan DPR, dan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada penduduk Rusia pada hari Kamis, ia mengumumkan operasi khusus yang bertujuan untuk melindungi penduduk kedua republik dari genosida yang telah dilancarkan.
"Untuk tujuan ini, kami akan berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta mengadili mereka yang melakukan banyak kejahatan berdarah terhadap warga sipil, termasuk terhadap warga Federasi Rusia", ucap Putin.
Putin menekankan bahwa operasi khusus tidak ditujukan untuk menduduki Ukraina.
Pernyataannya digaungkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mengatakan bahwa tujuan dari operasi tersebut adalah untuk menjamin keamanan rakyat Rusia.
Editor: Aditya Pratama