Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa Ogah Berdamai dengan Israel, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Sosok Saeb Erekat, Arsitek Negara Palestina Merdeka yang Wafat akibat Covid-19

Selasa, 10 November 2020 - 20:50:00 WIB
Sosok Saeb Erekat, Arsitek Negara Palestina Merdeka yang Wafat akibat Covid-19
Saeb Erekat (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

YERUSALEM, iNews.id - Negosiator senior Palestina Saeb Erekat tutup usia, Selasa (10/11/2020), akibat terinfeksi virus corona. Pria yang menjabat Sekjen Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu berjasa besar sebagai wakil Palestina dalam perundigan damai dengan Israel.

Erekat merupakan arsitek yang berjuang untuk mengakhiri konflik dengan Israel dan mewujudkan berdirinya negara Palestina merdeka. Namun Erekat tak bisa menikmati hasil perjuangannya yang telah dirintis selama puluhan tahun dan menyerah pada Covid-19.

Tak heran jika Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kepergian pria 65 tahun itu sebagai kerugian besar bagi Palestina dan rakyat. Abbas juga menetapkan 3 hari berkabung.

Erekat diketahui sudah lama mengalami gangguan kesehatan. Dia menerima transplantasi paru dalam operasi di Amerika Serikat pada 2017.

Dia dilarikan ke rumah sakit di Israel pada 18 Oktober lalu dan sejak itu kondisinya menurun. Sang negosiator ulung itu meninggal akibat gagak organ, di RS Hadassah, Israel.

Erekat lahir di Yerusalem pada 1955, namun kemudian pindah ke Jericho, Tepi Barat.

Dia merasakan betul arti kekalahan karena tumbuh dewasa saat Israel memenangkan Perang Enam Hari pada 1967 melawan negara Arab. Sejak itu dia mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk mencari penyelesaian atas konflik tersebut.

Dalam perkembangannya dia turut menelurkan perdamaian dengan konsep solusi dua negara.

Erekat ambil bagian dalam KTT Camp David, Amerika Serikat, pada Juli 2000 serta pertemuan pada September 2010 di Washington. Namun dua pembicaraan itu gagal setelah Israel melanjutkan pembangunan permukiman Yahudi di daerah pendudukan.

Dia juga memimpin Palestina dalam negosiasi pada 2014 ketika presiden AS saat itu Barack Obama mencoba memulai kembali upaya perdamaian.

Erekat merupakan mantan jurnalis harian Al Quds yang berkedudukan di Yerusalem timur. Dia meraih gelar BA dan MA dalam ilmu politik dari Universitas San Francisco.

Dia juga memegang gelar doktor dalam studi perdamaian dari Universitas Bradford, Inggris, serta pernah mengajar di Universitas An Najah, Nablus, Tepi Barat, dari 1979 hingga 1991.

Erekat meninggalkan seorang istri, empat anak, dan delapan cucu.

Ucapan belasungkawa mengalir dari penjuru, termasuk Israel. Mantan menteri luar negeri Tzipi Livni, yang mewakili negara Yahudi itu saat pembicaraan damai dengan Palestina dan menjalin hubungan pribadi dengan Erekat, mengatakan sang negosiator Palestina telah mengabdikan hidup kepada rakyatnya.

Dari Gaza, pemimpin Hamas Ismail Haniyah menyampaikan belasungkawa mendalam kepada kelompok Fatah. Erekat merupakan pejabat faksi Fatah yang merupakan seteru politik Hamas.

Utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov memuji Erekat sebagai sosok yang tidak pernah menyerah dalam negosiasi.

Mesir, negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel pada 1979, juga memuji Erekat sebagai pejuang yang gigih, menghabiskan hidupnya dengan mengejar hak-hak rakyat Palestina.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Mass meminta para pemimpin politik untuk menghormati apa yang ditinngalkan Erekat dengan tetap berkomitmen pada negosiasi.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut