Staf PBB Seluruh Dunia Mengheningkan Cipta Kenang 101 Pekerja UNRWA yang Gugur di Gaza
JENEWA, iNews.id - Para pekerja PBB mengheningkan cipta selama 1 menit, Senin (13/11/2023), untuk mengenang 101 staf di Jalur Gaza yang gugur akibat serangan Israel. Staf badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, itu gugur dalam tugas membantu para korban di Gaza.
Staf di kantor PBB Jenewa, Swiss, menundukkan kepala disertai nyala lilin. Aksi serupa juga dilakukan kantor perwakilan PBB lainnya di seluruh dunia. Selain itu bendera PBB di kantor-kantor seluruh dunia berkibar setengah tiang.
"Ini adalah angka tertinggi pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh dalam sejarah organisasi kita dalam waktu yang singkat,” kata Tatiana Valovaya, direktur jenderal kantor PBB Jenewa, dikutip dari Reuters.
Sebanyak 101 korban itu dihitung sejak pecahnya pertempuran antara pejuang Palestina di Gaza dengan Israel pada 7 Oktober yang berarti sebulan lebih.
“Kita berkumpul di sini, hari ini, bersatu di lokasi yang sangat simbolik ini, untuk memberikan penghormatan kepada rekan-rekan kita yang berani yang mengorbankan nyawa saat bertugas di bawah bendera PBB,” kata Valoyava.
UNRWA menyatakan, beberapa staf terbunuh saat antre untuk mendapatkan roti. Ada pula yang terbunuh beserta keluarga akibat serangan udara pasukan Zionis.
“Staf UNRWA di Gaza memberikan penghargaan atas pengibaran bendera PBB setengah tiang di seluruh dunia,” kata Tom White, direktur UNRWA di Gaza.
Hanya saja, lanjut dia, di kantor Gaza, bendera PBB tetap harus berkibar penuh sebagai tanda UNRWA masih berdiri untuk melayani rakyat.
UNRWA didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel I. Imbas dari perang itu, Israel mencaplok sebagian tanah Palestina sehingga banyak warga yang terpaksa meninggalkan kampung halaman. Sekitar 6 juta pengungsi Palestina mendiami beberapa kamp seperti di Gaza, Lebanon, Mesir, Suriah, dan lainnya.
UNRWA menyediakan layanan publik termasuk sekolah, layanan, dan bantuan. Sebagian besar dari sekitar 5.000 staf UNRWA yang bekerja di Gaza adalah pengungsi Palestina.
Konflik paling mematikan berikutnya bagi pekerja bantuan PBB terjadi di Nigeria pada 2011. Saat itu pelaku bom bunuh diri beraksi di kantor PBB Abuja menewaskan 46 orang.
Editor: Anton Suhartono