Sudah Terima Uang Muka, Rusia Tetap Produksi Heli Mi-17 Pesanan Filipina meski Dibatalkan
MANILA, iNews.id - Filipina membatalkan pembelian helikopter militer Mi-17 Rusia dan mengalihkannya ke produk buatan Amerika Serikat (AS). Kontrak pembelian Filipina dengan Rusia diteken pada masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte. Sementara itu pembatalan disampaikan pada masa pemerintahan Ferdinand Marcos Jr.
Disepakati nilai kontrak Filipina dan Rusia mencapai 216 juta dolar AS atau sekitar Rp3,3 triliun untuk 16 unit helikopter angkut tersebut. Masalahnya, Filipina sudah membayar uang muka ke Rusia sehingga Moksow menganggap transaksi masih berlangsung.
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Filipina Marat Pavlov pada Kamis kemarin mengatakan, kesepakatan itu masih berlaku. Pabrikan helikopter melanjutkan perakitan untuk memenuhi pesanan Filipina.
Di sisi lain, Presiden Marcos mengomentari kesepakatan tersebut sudah berakhir. Militer Filipina akan mendapat kiriman helikopter yang dipesan setelah kesepakatan dengan Rusia benar-benar batal.
“Kami telah mendapat pasokan alternatif dari Amerika Serikat. Sayangnya, kami sudah membayar uang muka yang kami harapkan bisa dinegosiasikan untuk mendapat persentase kembali. Tapi kesepakatan yang ada, mungkin dicapai pada awal atau pertengahan tahun lalu, telah dibatalkan,” kata Marcos, dikutip dari AFP, Jumat (21/10/2022).
Dia tak menjelaskan helikopter apa yang akan dibeli dari AS, namun Dubes Filipina untuk AS Jose Romualdez pernah mengatakan pihaknya menginginkan Chinook. Ada pula laporan bahwa helikopter itu adalah Black Hawk.
Romualdez menambahkan, keputusan untuk membatalkan pembelian Mi-17 dipicu perang Ukraina. Selain itu, Filipina mewaspadai sanksi dari AS yang dijatuhkan kepada kepada siapa pun yang berbisnis dengan sektor intelijen atau pertahanan Rusia.
Editor: Anton Suhartono