Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mahathir Mohamad Laporkan PM Malaysia Anwar Ibrahim ke Polisi
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Survei terbaru yang dilakukan lembaga riset pasar Ipsos mengungkap, sebanyak 43 persen warga Malaysia percaya bahwa negara dibawa ke arah yang salah. Angka tersebut naik ke level tertinggi dibandingkan survei-survei sebelumnya sejak Mahathir Mohamad dilantik menjadi perdana menteri.

Dalam survei bertajuk ‘What Worries The World’ diketahui, pada periode Juni hingga Juli 2018, warga Malaysia yang percaya bahwa negara menuju ke arah yang salah sebanyak 25 persen.

Tiga bulan kemudian, angkanya naik menjadi 36 persen. Lalu, survei terbaru yang dilakukan Maret 2019 menunjukkan angka 43 persen.

"Pada Maret dan April, masyarakat yang marah dengan arah kebijakan negara kebanyakan generasi muda yang memiliki pendapatan bervariasi, khususnya mereka dari (latar belakang) pendidikan menengah dan tinggi. Mereka yang paling frustrasi dengan arah negara," kata Managing Director Ipsos, Arun Menon, dikutip dari The Star, Selasa (2/5/2019).

Angka ini mendekati rata-rata global mengenai tingkat kepercayaan masyarakat dunia terhadap negara mereka. Studi mengungkap, rata-rata global orang yang berpikir negara mereka berada di jalur yang salah adalah 58 persen.

Penelitian ini dilakukan melibatkan 20.000 orang dewasa berusia di bawah 65 tahun di 28 negara, termasuk Malaysia.

Untuk di Malaysia, survei melibatkan 1.500 responden. Mereka juga ditanya seputar persepsi tentang apa yang paling dikhawatirkan dari negaranya.

Kepercayaan warga Malaysia terhadap kondisi perekonomian turun dari 43 persen pada Juni 2018, menjadi 31 persen di Maret tahun ini.

Menurut Ipsos, kepercayaan warga Malaysia saat ini hampir pada tingkat yang sama seperti sebelum pemilu pada Mei 2018, yakni berada di sekitar 30 persen.

Ipsos juga mengungkap lima keprihatinan utama warga Malaysia di tahun ini, yakni isu tertinggi adalah seputar kejahatan dan kekerasan (39 persen), inflasi dan biaya hidup (34 persen), korupsi (32 persen), kemiskinan dan kesetaraan (31 persen), serta pengangguran dan lapangan pekerjaan (28 persen).

Sementara pada tahun lalu, isu yang paling dikhawatirkan adalah korupsi yakni 47 persen, diikuti oleh kejahatan dan kekerasan (40 persen), inflasi dan biaya hidup (32 persen), pengangguran dan lapangan pekerjaan (32 persen), serta kemiskinan dan kesetaraan (28 persen).

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut