Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pria Di Bojonggede Bogor Tewas Terlilit Kawat gegara Tak Pinjamkan Uang
Advertisement . Scroll to see content

Susah Cari Pasangan? Coba ke Pasar Ini, Bisa Beli Suami

Jumat, 18 November 2022 - 19:27:00 WIB
Susah Cari Pasangan? Coba ke Pasar Ini, Bisa Beli Suami
Saurath Mela atau Sabhagachhi atau pasar mempelai pria. (Foto: Ismat Ara/Al Jazeera)
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id - Sebuah pasar di Distrik Madhubani, negara bagian Bihar, India menjadi ajang transaksi jual beli pasangan. Di tempat ini, banyak dijual pria-pria lajang yang bisa dibeli oleh perempuan untuk dijadikan suami. 

Pasar mempelai pria ini telah ada sejak 700 tahun lalu. Bahkan, Para ahli memperkirakan nilai total pembayaran mahar dalam satu tahun di India adalah 5 miliar dolar AS, sama dengan pengeluaran tahunan India untuk kesehatan masyarakat.

Tradisi ini diberi nama Saurath Mela atau Sabhagachhi dan digelar selama sembilan hari berturut-turut. Acara digelar di pinggir kolam desa yang dijejeri puluhan pohon peepal, beringin, dan mangga. 

Sebuah sumur besar tapi tidak terpakai, baru dicat dengan bendera India, berdiri sebagai pengingat masa lalu. Sebuah kuil Hindu kuno berdiri di samping kolam.

Sebuah spanduk kuning cerah, dengan tulisan “Saurath Sabha” dalam bahasa Hindi dengan warna merah tebal, menyambut para hadirin saat mereka berdatangan. Menurut legenda, ketika 100.000 Brahmana mencapai lokasi tersebut, pohon peepal yang sudah tua akan merontokkan semua daunnya.

Setiap pria yang 'dijual' memiliki harga yang bervariasi sesuai kapabilitasnya. Kualifikasi pendidikan dan latar belakang keluarga mempengaruhi harganya.

Calon suami berdiri di depan umum, sementara itu, wali laki-laki dari anak perempuan, biasanya ayah atau saudara laki-laki yang akan memilih. Umumnya, pengantin wanita tidak memiliki suara dalam proses pemilihannya. 

Penduduk setempat mengatakan keluarga calon pengantin perempuan mengunjungi desa tersebut tanpa menyatakan niat. Mereka mengamati para pria secara diam-diam dari jauh.

Jika telah terjadi kesepakatan, keluarga perempuan mengenakan Mithila gamchha atau selendang merah di atas pengantin pria terpilih untuk membuat pernyataan publik tentang pilihannya. Selanjutnya calon mempelai pria bisa dibawa pulang. Mereka juga bisa meminta mas kawin kepada keluarga perempuan.

Sayangnya, tradisi ini mulai sepi peminat. Anak muda kini banyak yang beralih ke aplikasi kencan online. 

“Sekarang, hampir tidak ada ratusan pengantin pria yang berkumpul selama acara berlangsung,” kata warga Swaraj Chaudhary (50) kepada Al Jazeera. 

Penduduk menyalahkan media dan politisi atas penurunan minat pada tradisi ini. Media menggambarkan tradisi itu sebagai pasar di mana laki-laki dijual seperti ternak dan label mahar terbuka. 

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut