Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sertifikasi Influencer Dianggap Penting, Dosen UMY Ungkap Alasannya  
Advertisement . Scroll to see content

Tak Ada Penghormatan Negara, Mantan PM China Zhao Ziyang Dimakamkan Setelah 14 Tahun Meninggal

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 17:27:00 WIB
Tak Ada Penghormatan Negara, Mantan PM China Zhao Ziyang Dimakamkan Setelah 14 Tahun Meninggal
Suasana makam Zhao Ziyang di pemakaman Changping (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Mantan Perdana Menteri China yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Zhao Ziyang dimakamkan pada Jumat (18/10/2019), di pemakaman pinggiran Kota Beijing.

Pemakaman pria yang digulingkan dari jabatannya karena menolak menggunakan kekerasan saat menangani demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen pada 1989 itu digelar tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat.

Meski meninggal 14 tahun lalu, sosok yang disegani oleh kalangan pembela HAM China itu masih menjadi topik sensitif. Tak heran jika peringatan kematiannya diadakan di bawah pengawasan sangat ketat. Pemakamannya pun tak diberitakan oleh media pemerintah.

Keluarga membutuhkan waktu 14 tahun untuk memakamkan Zhao setelah meninggal pada 17 Januari 2005 di usia 85 tahun.

"Hari ini, kami bisa menghiburnya," kata Wang Zhihua, menantu Zhao, dalam percakapan dengan AFP, kemarin.

"Setelah bertahun-tahun dan kegigihan, kami benar-benar telah menghiburnya," katanya lagi, namun menolak menjelaskan mengapa butuh waktu lama untuk bisa memakamkan abu ayah mertuanya itu.

Dia menambahkan, pemakaman hanya dihadiri oleh keluarga dekat yang jumlahnya sekitar 20 orang.

Upacara pemakaman Zhao dibarengi dengan istrinya, Liang Boqi, pada Jumat sore di pemakaman Changping, pinggiran kota Beijing. Sehari setelahnya, pemakaman yang berlokasi sekitar 60 kilometer barat laut pusat kota Beijing tetap sepi.

Di lokasi tampak dua penjaga berseragam dan empat orang lainnya berpakaian sipil melihat makam Zhao. Meskipun pengamanan ketat, tiga orang terlihat memberi hormat dengan satu membungkuk tiga kali di depan nisan abu-abu yang sederhana, sesuai dengan tradisi China. Beberapa bunga diletakkan di sebelah kuburan.

Gambar-gambar Zhao dan Liang ditempatkan di beberapa tempat di pemakaman kemarin, namun hari ini sudah tak ada.

Zhao tidak dimakamkan di Pemakaman Baobashan seperti kebiasaan para pahlawan revolusioner dan tokoh-tokoh Partai Komunis.

Penolakan Zhao untuk menggunakan kekerasan dalam menangani demonstrai pro-demokrasi harus dibayar mahal. Dia dipecat dan mendekam di tahanan rumah selama 16 tahun sampai menemui ajal.

Zhao menentang pemberlakukan darurat militer oleh pemimpin tertinggi Deng Xiaoping pada 1989, saat ratusan warga sipil tidak bersenjata, informasi lain menyebutkan lebih dari 1.000 orang, tewas pada 4 Juni.

Dia menjabat sebagai PM China pada 1980 sampai 1987 dan Sekjen Partai Komunis China pada 1987-1989.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut