Tak Cuma Masjid, Gereja-Gereja di Malaysia Juga Ditutup akibat Pandemi Korona
KUALA LUMPUR, iNews.id - Semua masjid di Negri Sembilan, Malaysia, akan ditutup mulai Selasa (17/3/2020) hingga 26 Maret. Keputusan ini menyusul lonjakan kasus Covid-19, yang sudah mencapai 428 di negara itu.
Keputusan itu dibuat oleh komite fatwa negara bagian.
"Adalah harapan kami bahwa semua komite manajemen masjid dan surau juga akan melakukan pekerjaan pembersihan dan disinfektan di tempat mereka masing-masing selama periode tersebut," kata komite itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan The Star, Senin (16/3/2020).
Keputusan itu juga diambil menyusul kasus-kasus yang ditemukan di antara sekitar 16.000 orang yang menghadiri acara tabligh di masjid Sri Petaling di Kuala Lumpur pada 28 Februari.
Tak hanya itu, gereja-gereja di pusat Kota Kuala Lumpur menunda layanan sampai akhir bulan karena lonjakan kasus korona. Ini pertama kalinya dalam sejarah beberapa gereja di Malaysia menghentikan layanan ibadah karena wabah penyakit.
Menurut seorang pekerja gereja Katedral St John Kuala Lumpur, ini adalah pertama kalinya banyak orang mengikuti Misa lewat siaran langsung.
"Beberapa teman saya sedih karena mereka tidak bisa datang ke gereja, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan karena kami tidak ingin episode lain yang serupa dengan apa yang terjadi pada gereja di Puchong," kata seorang pekerja gereja, seperti dikutip Malaymail.
Pada 6 Maret, Kepala Keuskupan Agung Kuala Lumpur mengatakan seorang umat paroki dari Gereja Our Lady of Guadalupe (OLOG) di Taman Industri, Puchong, dinyatakan positif korona pada 5 Maret dan sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit Sungai Buloh.
Pada 10 Maret, dilaporkan bahwa dua anggota gereja OLOG lainnya dinyatakan positif Covid-19.
Menurut situs web Keuskupan Agung Kuala Lumpur, dua anggota OLOG berhubungan dekat dengan kasus pertama di paroki.
Seiring meningkatnya kasus positif Covid-19, Kementerian Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Kuala Lumpur juga mengumumkan bahwa semua layanan pengakuan doa akan dihentikan.
"Layanan pertobatan adalah yang memiliki risiko tertinggi karena merupakan sesi kontak yang dekat antara imam dan seorang individu. Ini dihentikan beberapa waktu lalu ketika kami menemukan bahwa virus itu dapat menular melalui kontak yang erat," kata pekerja gereja itu.
Namun, pekerja Katedral St John mengatakan, meskipun Misa ditangguhkan, gereja akan tetap terbuka untuk bagi yang ingin datang dan berdoa.
Selama Maret, umat Katolik akan mengikuti Misa melalui saluran siaran langsung.
Penangguhan pelayanan berlaku untuk kegiatan gereja seperti kelas katekisasi, pertemuan, dan sesi persekutuan. Sedangkan untuk pernikahan atau pemakaman harus dilakukan secara pribadi dengan peserta terbatas untuk anggota keluarga dekat dan teman dekat.
"Beberapa anggota kami berharap datang ke gereja untuk ambil bagian dalam Perjamuan Kudus, tetapi karena ini simbolis, Anda dapat ambil bagian secara rohani di rumah," kata pekerja gereja itu.
Editor: Nathania Riris Michico