Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ukraina Sogok Pilot Rusia Rp50 Miliar untuk Curi Jet Tempur MiG-31
Advertisement . Scroll to see content

Tak Gentar Dijatuhi Sanksi, Dubes Lyudmila: Rusia Negara Besar, Rakyat Suka Produk Dalam Negeri

Selasa, 01 Maret 2022 - 19:16:00 WIB
Tak Gentar Dijatuhi Sanksi, Dubes Lyudmila: Rusia Negara Besar, Rakyat Suka Produk Dalam Negeri
Lyudmila Vorobieva (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menegaskan tak gentar dengan berbagai sanksi yang dijatuhkan banyak negara. Dia menilai hanya PBB yang berhak menjatuhkan sanksi internasional.

"Kami melihat sanksi sebagai instrumen yang absolut dan sah. Satu-satunya badan di dunia yang bisa menjatuhkan sanksi adalah Dewan Keamanan PBB dan berdasarkan pendapat pribadi saya, itu tidak berhasil," ujar Lyudmila, dalam wawancara eksklusif dengan MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Selasa(1/3/2022). 

Dia mempertanyakan apakah ada negara yang mendapat sanksi kemudian mengubah kebijakan. Dia mencontohkan negara-negara yang pernah dijatuhi sanksi seperti Iran dan Korea Utara (Korut).

"Kami, Rusia, adalah negara besar. Memang sanksi akan menyusahkan kami, tapi ingat bahwa Uni Soviet selama 70 tahun dijatuhi sanksi dan kami memiliki power yang besar. Kami memproduksi segalanya," ujarnya.

Sanksi ini diyakini akan menjadi hambatan dan memberatkan rakyat Rusia, tapi dia yakin Rusia bisa bertahan. 

Berkaca pada 2014, saat Rusia pertama kali Rusia dijatuhi sanksi setelah mencaplok Krimea, padahal negaranya sangat bergantung pada ekspor dan impor makanan. 

"Tapi karena kami kena ban atau larangan impor beberapa produk makanan Barat, kami mulai memproduksi makanan sendiri dan sektor pertanian kami berkembang. Sekarang kami adalah negara eksportir gandum nomor 1 di dunia, meski di 2014 tidak seperti itu," ucapnya.

Dia menambahkan, rakyat Rusia gemar membeli dan memakai produk dalam negeri ketimbang dari Barat, dengan harga lebih murah serta kualitas yang tidak kalah. 

"Di tahun 1990-an, Barat berusaha menghancurkan potensi industri kami dan anehnya memang, mereka berhasil. Tapi, kami mulai memulihkan diri dan kami memiliki segalanya. Ada SDA, teritori luas, dan orang-orang berpendidikan baik. Kami memiliki potensi, kami ingin merasa aman di negara kami. Kami tidak ingin ada rudal mendekati negara kami, bukan kami yang membawa rudal ke AS, Kanada, atau negara lain," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut