Tak Mau Kalah dari Rusia dan China, AS Klaim Sukses Uji 2 Rudal Hipersonik Lockheed Martin
WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat mengklaim berhasil menguji dua rudal hipersonik buatan Lockheed Martin Corp, baru-baru ini. Hal itu diungkapkan oleh Departemen Pertahanan AS (Pentagon) pada Rabu (13/7/2022).
Uji coba rudal itu dilakukan Washington DC di tengah meningkatnya kekhawatiran Barat terhadap Rusia dan China—yang sudah lebih sukses mengembangkan senjata hipersonik mereka sendiri.
Angkatan Udara AS mengonfirmasi bahwa mereka berhasil menguji booster (pendorong rudal) Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW) pada Selasa (12/7/2022) di lepas pantai California. Dalam tes sebelumnya, senjata sejenis gagal diluncurkan karena tidak bisa terlepas dari sayap pesawat pengebom B-52H yang membawanya.
“Tes kedua yang sukses ini menunjukkan kemampuan ARRW untuk mencapai dan menahan kecepatan hipersonik operasional, mengumpulkan data penting untuk digunakan dalam tes penerbangan lebih lanjut, dan memvalidasi pemisahan yang aman dari pesawat,” ungkap Lockheed Martin Corp dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Kamis (14/7/2022) WIB.
Pejabat eksekutif program di Direktorat Persenjataan AS, Brigadir Jenderal AU Heath Collins mengatakan, setelah sukses dalam uji coba booster, Amerika siap untuk melakukan tes senjata rudal itu secara menyeluruh pada akhir tahun ini.
“Semuanya (akan diuji), termasuk booster dan hulu ledak,” katanya.
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 km per jam.
Dalam uji coba senjata hipersonik terpisah, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengonfirmasi bahwa mereka berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires. Tes tersebut dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico, AS.
Hasil uji coba itu menunjukkan kemajuan di antara berbagai upaya pengembangan senjata hipersonik AS—yang dalam beberapa kasus sering kali berujung pada kegagalan. Hal itu setidaknya dapat sedikit mengobati kekhawatiran Washington DC akan ketertinggalan mereka dalam perlombaan senjata negara adidaya.
Operational Fires diklaim sebagai sistem rudal yang diluncurkan dari darat yang dengan cepat dan tepat mampu menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu sambil menembus pertahanan udara musuh modern. DARPA telah meminta dan menerima anggaran 45 juta dolar AS dari pemerintah untuk pengembangan senjata tersebut pada Tahun Fiskal 2022.
Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA yaitu menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS)—seperti yang dikirim AS ke Ukraina—untuk meluncurkan senjata.
Pada 29 Juni lalu, AS melakukan uji coba jenis senjata hipersonik yang berbeda, yaitu Common Hypersonic Glide Body. Tes yang berlangsung di Pacific Missile Range Facility, Hawaii, itu berakhir dengan kegagalan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil