Tak Pakai Dasi, Pemimpin Suku Maori Diusir dari Gedung DPR Selandia Baru
WELLINGTON, iNews.id - Pemimpin suku Maori Selandia Baru yang juga anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), Rawiri Waititi, diusir dari gedung wakil rakyat karena tidak mengenakan dasi.
Ketua DPR Selandia Baru Trevor Mallard menolak dua kali pertanyaan dari Waititi dalam sidang pada Selasa (9/2/2021). Menurut Wallard hanya anggota parlemen berdasi yang boleh mengajukan pertanyaan.
Waititi lalu melanjutkan bertanya untuk kali ketiga, namun kembali dihentikan. Bahkan kali ini Mallard mengusirnya dari ruang sidang.
Waititi menolak mengenakan dasi yang disebutnya sebagai'tali penjajah' itu di gedung parlemen karena dianggap mewakili budaya Barat. Dia menyebut penolakan Mallard atas pertanyaannya telah melanggar haknya dan menekan budaya pribumi.
"Ini bukan tentang dasi, ini tentang identitas budaya," kata Waititi, sebelum keluar dari ruang sidang, dikutip dari Reuters, Rabu (10/2/2021).
Ini bukan kali pertama dia diperingatkan karena sebab yang sama. Pada tahun lalu Waititi pernah diingatkan akan diusir dari gedung DPR jika tidak memakai dasi.
Sementara itu dalam sidang pada Selasa dia mengenakan taonga yakni batu hijau khas Maori yang digantungkan di leher sebagai pengganti dasi.
Dalam keterangannya di surat kabar New Zealand Herald, Waititi mengatakan tindakannya itu merupakan hak warga pribumi Maori, baik di parlemen maupun di tempat lain.
"Saya melepas ikatan kolonial sebagai tanda bahwa ini terus menjajah, mencekik, dan menekan hak-hak Maori yang menurut Mallard memberikan persamaan untuk semua," kata Waititi.
"Ini lebih dari sekedar taonga, ini semua terkait dengan kesetaraan," ujarnya.
Sementara itu Perdana Menteri Jacinda Ardern menilai perdebatan ini tidak penting. Dia tidak keberatan seseorang memakai dasi atau tidak di gedung parlemen.
"Ada masalah yang jauh lebih penting bagi kita semua," kata Ardern.
Editor: Anton Suhartono