Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Berbagi Kasih, MVN-MNC Peduli Hibur Para Lansia di Rumah Jompo Wisma Harapan Baru
Advertisement . Scroll to see content

Tak Prioritaskan Lansia, Program Vaksinasi Covid Indonesia Disorot Media Asing

Selasa, 02 Februari 2021 - 10:44:00 WIB
Tak Prioritaskan Lansia, Program Vaksinasi Covid Indonesia Disorot Media Asing
Lansia rentan terpapar Covid-19 di Banyumas, Jawa Tengah, dipakaikan gelang pink. (Foto: iNews/Saladin Ayyubi)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id – Kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengecualikan kaum lansia (orang berusia 60 tahun ke atas) pada fase pertama program vaksinasi Covid-19 gratis mendapat sorotan media asing. Salah satunya datang dari The Conversation, laman internasional yang memuat analisis para peneliti, ilmuwan, dan akademisi.

Menurut analisis media itu, metode yang digunakan Pemerintah RI dapat menghambat dampak vaksin dalam menurunkan angka kematian akibat virus corona. Mulai 13 Januari lalu, pemerintah memprioritaskan vaksinasi tahap awal untuk tenaga kesehatan, PNS, dan warga usia 18-59 tahun. 

Namun, vaksin CoronaVac yang dipasok perusahaan asal China, Sinovac, itu tidak akan digunakan untuk memvaksinasi lansia berusia 60 tahun ke atas.

“Mengingat tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia, tertinggi di Asia Tenggara, yang didominasi oleh mereka yang berusia 60 tahun ke atas (45 persen dari total kematian yang dikonfirmasi akibat Covid-19), kebijakan ini jelas bermasalah,” ungkap para peneliti yang juga anggota Unit Kesehatan Perhimpunan Pelajar Indonesia Inggris (PPI UK), dikutip kembali Reuters, Selasa (2/2/2021).

Tak hanya itu, kata mereka, kebijakan tersebut juga tidak sejalan dengan petunjuk teknis (juknis) mengenai prioritas penerima vaksin corona yang dikeluarkan pemerintah pada 4 Januari 2021. Padahal, panduan itu juga memasukkan rekomendasi teknis dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Dalam rekomendasinya, WHO meminta negara memprioritaskan tenaga kesehatan pada tahap pertama vaksinasi dan kemudian pegawai negeri serta mereka yang berusia 60 tahun ke atas pada fase kedua (diperkirakan berlangsung Januari-April 2021).

Pemerintah Indonesia berpendapat, memvaksinasi warga usia produktif–yang lebih banyak bergerak daripada lansia–akan melindungi mereka yang tinggal di rumah, termasuk lansia. Hal ini, menurut pemerintah, akan memberikan perlindungan tidak langsung antarkelompok umur.

Pemerintah juga mengklaim sampai hari ini belum ada data keamanan vaksin CoronaVac untuk lansia. Apalagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama ini hanya mengesahkan vaksin CoronaVac untuk warga usia 18-59 tahun.

“Kami jelaskan, mengapa klaim ini dipertanyakan,” kata peneliti.

Pada September 2020, Sinovac merilis hasil awal uji klinis fase 1 dan 2 mereka di China untuk orang sehat berusia 60 tahun ke atas. Saat ini, vaksin yang sama sedang diujicobakan dalam uji klinis fase 3 di Bandung, Jawa Barat.

Hasil pendahuluan menunjukkan, vaksin CoronaVac memberikan imunogenisitas (kemampuan memicu imunitas) yang baik terhadap virus penyebab Covid-19. Vaksin tersebut dianggap aman digunakan untuk orang sehat berusia 60 tahun ke atas. Tidak ada efek samping yang serius terkait dengan vaksin pada sukarelawan uji klinis.

Turki, negara yang menjadi salah satu lokasi uji klinis fase 3 Sinovac, telah memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk CoronaVac. Pemerintah setempat pun menyasar para tenaga kesehatan dan warga berusia di atas 65 tahun sebagai penerima dosis pada fase awal peluncuran vaksin. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan—yang kini berusia 66 tahun—adalah penerima pertama vaksin CoronaVac.

“Bukti empiris mengenai keamanan dan kemanjuran vaksin CoronaVac dari uji coba yang melibatkan lansia di Brasil juga telah beredar. Sayangnya, data (dari China dan Brasil) tidak dipertimbangkan dalam evaluasi BPOM,” kata tim peneliti.

Berdasarkan hasil uji klinis dari berbagai vaksin Covid-19 yang telah dirilis, vaksin yang ada saat ini terbukti dapat menurunkan risiko gejala Covid-19 dengan tingkat khasiat yang bervariasi. Namun, uji coba ini belum menjawab dengan tepat seberapa efektif vaksin ini dalam mengurangi risiko penularan atau infeksi.

Protokol uji klinis CoronaVac fase 3 di Brasil, misalnya, menyatakan bahwa titik akhir utamanya adalah: (1) kemanjuran dalam mengurangi risiko gejala COVID-19 yang bergejala; dan (2) keamanan vaksin pada orang dewasa (usia 18-59 tahun) dan lansia (usia 60 tahun ke atas).

Baru-baru ini, hasil pendahuluan dari uji klinis fase 3 di Brasil menunjukkan kemanjuran 50,39 persen dalam menurunkan angka kejadian gejala Covid-19 (pada tingkat kepercayaan 95 persen: 35,26-61,98 persen). Tidak ada bukti yang dapat dipercaya dari uji coba tentang kemanjuran melawan penularan virus.

Dengan kata lain, data tentang keamanan dan kemanjuran vaksin CoronaVac untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas sebenarnya sudah tersedia, dan bisa dievaluasi lebih lanjut oleh BPOM.

Peneliti utama Tim Riset Uji Klinis Vaksin CoronaVac dari Universitas Padjadjaran Bandung, Profesor Kusnandi Rusmil menyatakan, data mengenai keamanan vaksin pada lansia dapat diperoleh dari uji klinis di negara lain. BPOM berhak dan berkewajiban meminta data tersebut untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut agar rekomendasi penggunaan vaksin CoronaVac di Indonesia dapat segera diperluas kepada lansia.

BPOM harus segera mempertimbangkan hasil uji klinis pendahuluan dari setiap lokasi pengujian vaksin CoronaVac secara lebih komprehensif dan rinci. Data ini dapat memberikan beberapa bukti mengenai kemanjuran dan keamanan vaksin pada lansia. 

Perbedaan antara ukuran sampel dan karakteristik di setiap lokasi uji klinis dapat memengaruhi kemanjuran dan keamanan hasil. Ini juga harus dievaluasi secara proporsional, berdasarkan data uji klinis keseluruhan di seluruh lokasi.

Saat ini, di tengah tingginya angka kematian pada kelompok lansia, fasilitas layanan kesehatan di berbagai kota dan daerah pun kewalahan. Sementara di sisi lain, ketersediaan vaksin masih sangat terbatas, sehingga sudah selayaknya pemerintah memprioritaskan lansia pada tahap pertama peluncuran program vaksinasi.

“Dengan memprioritaskan vaksinasi lansia, Indonesia dapat secara optimal mengurangi beban rumah sakit dan kematian akibat Covid-19 di tengah terbatasnya pasokan vaksin pada fase pertama vaksinasi.”

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut