Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 2 Napi Dipulangkan ke Inggris, Lindsay Sandiford Terbebas dari Hukuman Mati
Advertisement . Scroll to see content

Tak Terima Perlakuan PM Theresa May, Rusia Juga Usir Diplomat Inggris

Kamis, 15 Maret 2018 - 11:02:00 WIB
Tak Terima Perlakuan PM Theresa May, Rusia Juga Usir Diplomat Inggris
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MOSKOW, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May mengusir 23 diplomat Rusia menyusul bungkamnya Presiden Vladimir Putin atas tenggat waktu 24 jam yang diberikan untuk menjelaskan soal upaya pembunuhan terhadap eks agen Sergei Skripal di Salisbury.

Rusia dinggap mengabaikan dan menghina Inggris karena zat kimia yang dikembangkannya itu beredar di negara monarki tersebut dan menyerang Skripal.

Tak terima atas perlakuan itu, Rusia pun meberlakukan hal serupa. Dubes Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, mengonfirmasi bahwa diplomat Inggris akan diusir dari Moskow sebagai pembalasan.

"Akan ada pengusiran. Seperti yang Anda pahami dalam praktik diplomatik, akan ada jawaban dari pihak Rusia," kata Yakovenko, seperti dilansir Guardian, Kamis (15/3/2018).

"Dalam diplomasi, selalu ada timbal balik," ujarnya, menegaskan kembali.

Yakovenko juga mengatakan, sikap Inggris sangat tidak dapat diterima oleh Rusia. Menurutnya, Inggris harus merujuk masalah ini ke Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).

Sementara itu, Dubes Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan, negaranya tidak terlibat dalam penyerangan itu. Inggris, disebut Nebenzia, harus menunjukkan bukti konkret dalam menuduh Rusia.

"Tidak ada penelitian atau pengembangan ilmiah dengan judul Novichok telah dipakai," ujar Nebenzia.

Dia menuduh apa yang terjadi Salisbury merupakan serangan palsu, yang kemungkinan sengaja diskenariokan Inggris dengan maksud untuk menodai Rusia.

"Sumber yang paling mungkin dari agen ini adalah negara-negara yang telah melakukan penelitian terhadap senjata-senjata ini, termasuk Inggris," kata dia.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut