Taliban Bebaskan 3 Jurnalis yang Beritakan Larangan Penayangan Serial Drama Asing
KABUL, iNews.id - Taliban akhirnya membebaskan tiga jurnalis yang sempat ditahan akibat perbedaan pendapat dan minoritas di Afghanistan. Ketiganya ditangkap setelah Tolo News memberitakan larangan penayangan serial drama asing.
Khpulwak Sapai yang merupakan direktur Tolo News; Nafi Khaleeq yang menjadi legal manager Moby Group dan Bahram Aman, presenter Tolo News akhirnya dibebaskan. Penangkapan mereka memiu kecaman besar-besaran dari badan internasional dan organisasi HAM.
“Sebagai media, kegiatan kami telah menjembatani antara pemerintah dan masyarakat. Tugas kami adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, kami selalu menyarankan agar setiap masalah yang berkaitan dengan media atau Tolo News harus dibagikan kepada kami melalui Kementerian Informasi dan Kebudayaan," kata direktur Tolo News, Khpulwak Sapai seperti dilansir dari NDTV, Sabtu (19/3/2022).
Misi PBB di Afghanistan menyerukan pembebasan pekerja media TOLO News. Mereka mengatakan sudah waktunya Taliban membangun dialog konstruktif dengan komunitas media negara itu.
"PBB mendesak pembebasan semua orang yang dibawa oleh orang-orang bersenjata dan diakhirinya intimidasi dan ancaman terhadap wartawan dan media independen," kata United Nations Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah tweet.
Menyusul pengambilalihan Kabul oleh Taliban pada Agustus tahun lalu, tekanan sosial-ekonomi meluas di Afghanistan. Di antaranya penutupan sekolah, kekurangan makanan dan pembatasan hak-hak perempuan.
Laporan PBB memperkirakan, lebih dari setengah penduduk negara itu membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak.
Taliban telah memulai tindakan keras terhadap media Afghanistan. Penyiar dipaksa untuk membatasi konten asing dan jurnalis takut akan tekanan untuk berbicara secara bebas tentang kinerja pemerintah.
Kantor Berita Sputnik melaporkan, banyak media telah ditutup karena tantangan ekonomi. Banyak juga jurnalis profesional telah meninggalkan negara itu begitu saja. Sekitar 40 persen media telah berhenti beroperasi, dan 60 persen wartawan kehilangan pekerjaan.
Editor: Umaya Khusniah