Tentara AS Divonis 25 Tahun Penjara karena Dukung ISIS
LOS ANGELES, iNews.id - Seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Hawaii dijatuhi hukuman hingga 25 tahun penjara karena mencoba memberikan dukungan kepada kelompok Negara Islam yang juga dikenal sebagai ISIS.
Ikaika Erik Kang (35) juga akan berada di bawah pengawasan setidaknya selama 20 tahun setelah dia menyelesaikan masa hukumannya.
"Kang bersumpah untuk membela Amerika Serikat sebagai anggota militer kami, tetapi mengkhianati negaranya dengan bersumpah setia kepada ISIS dan berusaha memberikan dukungan material," kata John Demers, asisten jaksa agung untuk keamanan nasional, seperti dilaporkan AFP, Rabu (5/12/2018).
Menurut pihak berwenang, Kang yang merupakan seorang sersan di Angkatan Darat AS, menjadi simpatik terhadap ISIS setidaknya pada awal 2016 dan secara rutin menonton video propaganda yang diterbitkan online oleh kelompok teror itu sambil menyatakan keinginan untuk menjadi anggota.
Jaksa mengatakan, Kang berbicara secara rinci tentang melakukan tindakan kekerasan tertentu termasuk meluncurkan serangan pada pertemuan umum seperti Parade Natal Honolulu dan merencanakan bom bunuh diri di barak militernya.
Pada Juni dan Juli tahun lalu, dia bertemu dengan agen FBI yang menyamar sebagai orang yang memiliki koneksi ke ISIS dan memberi mereka materi sensitif. Dia juga memasok agen itu dengan drone udara kecil dan pakaian serta perlengkapan militer.
Pada kesempatan lain, dia mempersiapkan dua agen FBI yang menyamar itu dengan sesi pelatihan tempur selama dua jam untuk mengasah kemampuan bertarung dan keahlian menembak mereka.
Dua agen FBI itu menyamar menjadi pemimpin ISIS berpangkat tinggi serta seorang pejuang ISIS lainnya.
Kang ditangkap setelah dia bersumpah setia kepada ISIS selama upacara yang dilakukan oleh pemimpin ISIS yang diakui.
"Ini merupakan kasus pertama di Negara Bagian Hawaii di mana seseorang dihukum karena memberikan dukungan material terhadap terorisme," kata Sean Kaul, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor FBI di Honolulu.
"Ini harus berfungsi sebagai pengingat bahwa meskipun kita 2.500 mil dari daratan AS, kejahatan ini dapat dan terjadi di mana-mana."
Menurut media setempat, Kang dibesarkan di rumah tangga yang kejam dan ayahnya menderita masalah kesehatan mental. Dua mantan anggota militer AS juga bersaksi bahwa dia memiliki masalah kesehatan mental dan dapat dengan mudah dipengaruhi.
Editor: Nathania Riris Michico