Tepat Tahun Baru, Kim Jong Un Deklarasikan Hentikan Uji Coba Rudal dan Siapkan Senjata Canggih Baru
SEOUL, iNews.id - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan menghentikan moratorium uji coba rudal balistik nuklir dan antarbenua. Kim juga mengancam akan memamerkan senjata strategis baru dalam waktu dekat.
Para analis mengatakan deklarasi itu, yang dilaporkan oleh media pemerintah Korut pada Rabu (1/1/2020), seakan menunjuukkan "Kim meletakkan rudal ke kepala Donald Trump".
Namun analis memperingatkan bahwa peningkatan ancaman Korut ini bisa menjadi bumerang bagi Amerika Serikat (AS).
AS dengan cepat merespons, dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendesak Kim mengambil jalan "yang berbeda" dan menekankan bahwa AS menginginkan perdamaian, bukan konfrontasi, dengan Korut.
Korut sebelumnya sudah menembakkan rudal yang mampu mencapai seluruh daratan AS, dan telah melakukan enam uji coba nuklir, yang terakhir disebut bisa sebabkan 16 kali ukuran ledakan Hiroshima.
Kim menyatakan itu tidak perlu lagi melakukan uji coba rudal. Ini menjadi inti dari diplomasi nuklir antara Korut-AS selama dua tahun terakhir.
Negosiasi antara kedua pihak sebagian besar menemui jalan buntu sejak pecahnya KTT Hanoi mereka pada Februari, dan Korea Utara menetapkan batas waktu akhir tahun bagi AS untuk menawarkan usulan baru atas bantuan sanksi.
"Tidak ada dasar bagi kita untuk terikat secara sepihak dengan komitmen lebih lama," demikian laporan kantor berita resmi KCNA, mengutip Kim yang berbicara kepada para pejabat partai yang berkuasa.
"Dunia akan menyaksikan senjata strategis baru yang akan dimiliki oleh DPRK dalam waktu dekat," ujar dia, merujuk ke gelar resminya Korea Utara.
Pertemuan penuh komite pusat Partai Buruh yang berkuasa -sebuah indikasi perubahan kebijakan besar- terjadi menjelang pidato Tahun Baru Kim, sebuah momen penting dalam kalender politik Korea Utara.
Kim mengakui dampak sanksi internasional yang dijatuhkan pada Korut atas program senjatanya, tetapi menegaskan bahwa Korut bersedia membayar harga untuk melestarikan kemampuan nuklirnya.
"AS meningkatkan tuntutan yang bertentangan dengan kepentingan mendasar negara kami dan mengadopsi sikap brigandish," lapor KCNA.
"AS melakukan puluhan latihan militer bersama besar dan kecil yang secara pribadi dijanjikan oleh presidennya untuk dihentikan dan mengirim peralatan militer berteknologi tinggi ke Korea Selatan," katanya.
"Kami tidak pernah bisa menjual martabat kami," tegas Kim, seraya mengatakan," Kami akan beralih ke tindakan nyata yang mengejutkan untuk membuat (AS) membayar rasa sakit yang ditanggung oleh rakyat kami."
Editor: Nathania Riris Michico