Terancam Serangan Israel, Lebanon Khawatir Rumah Sakit Tak Mampu Tampung Pasien
BEIRUT, iNews.id - Kepala Rumah Sakit Marjayoun di dekat perbatasan Israel, Mounes Klakesh dapat mendengar dentuman di kota-kota Lebanon. Serangan ke Lebanon membuat pengelola rumah sakit khawatir.
"Kami sudah harus merawat 51 orang yang terluka akibat ledakan dalam sebulan terakhir. 17 di antaranya meninggal atau datang dalam keadaan tewas. Jika lebih dari itu, kami akan kewalahan," ujar Klakesh seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/11/2023).
Klakesh mengatakan bahwa rumah sakit tersebut melayani hampir 300.000 orang di wilayah tersebut. Dengan 14 tempat tidur gawat darurat, rumah sakit tersebut kesulitan beroperasi karena kekurangan staf serta bahan bakar.
Rumah sakit ini mengandalkan generator selama 20 jam sehari dan harus membayar hingga Rp300 juta per bulan untuk bahan bakar.
"Tidak ada uang dari pemerintah lagi. Kami bergantung pada dana yang dimiliki rumah sakit dari satu minggu ke minggu berikutnya," ujar Klakesh.
Jika bahan bakar habis, rumah sakit akan ditutup. "Kami tidak bisa hanya mematikan bagian dari rumah sakit," katanya.
Kondisi serupa dialami puluhan rumah sakit umum lainnya. Runtuhnya ekonomi Lebanon pada tahun 2019 membuat mereka hampir tidak mampu mengatasi krisis pelayanan.
Sekarang, konflik yang meningkat di perbatasan selatan dengan Israel mendorong sektor kesehatan ke dalam krisis baru. Para dokter khawatir perang terbaru di Timur Tengah dapat mendorongnya melewati titik puncaknya.
Pertempuran pecah di Lebanon setelah Israel dan Hamas berperang di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Sekutu Hamas, Hizbullah melepaskan roket pada pasukan Israel. Israel kemudian membalas dengan membombardir kawasan perbatasan.
Kementerian Kesehatan Lebanon sudah menyebutkan anggarannya tidak lagi mencukupi untuk pelayanan masyarakat.
"Rumah sakit mungkin dapat menyerap 40 hingga 50 luka seminggu, tetapi jika lebih dari itu, tidak ada rumah sakit di Lebanon yang akan bisa menangani dengan baik," kata pejabat Kemenkes Lebanon.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq