Terlilit Utang, Pria India Belajar Rampok Dua Bank dari Youtube

NEW DELHI, iNews.id - Seorang pria India memanfaatkan platform berbagi video Youtube untuk belajar cara merampok bank. Dia merampok karena terdesak keadaan ekonomi.

Pria bernama Soumyaranjan Jena asal negara bagian Odisha, India, frustasi dengan kondisi ekonominya yang terdampak pembatasan wilayah (lockdown) untuk memutus penyebaran Covid-19.

Baca Juga

Kontraktor AS di Balik Alligator Alcatraz Kandidat Terdepan Proyek Bantuan Gaza

Toko milik Jena yang menjual saree, sepatu dan barang-barang lainnya yang sebelumnya bisa mendapat pemasukan 900.000 Rupee India (Rp180,8 juta), kini berkurang pendapatannya.

Dia sempat mengambil pinjaman bank sebesar 1,9 juta Rupee India (Rp381,8 juta), tetapi tidak dapat membayarnya kembali.

Baca Juga

Menlu AS, Australia, India dan Jepang Bertemu Bikin Front Hadapi Ancaman China

Terlilit utang serta terhimpit kebutuhan ekonomi, pria 25 tahun kemudian terpikir merampok bank. Dia mempelajari cara melakukan tindak kejahatan itu dari Youtube.

Tak butuh waktu lama bagi Jena, dia berhasil merampok dua bank dalam kurun waktu dua pekan dan membawa kabur uang senilai 1,2 juta Rupee India (Rp241,1 juta).

Sepak terjang Jena tak berlangsung lama, dia ditangkap polisi pada Senin (5/10/2020) kemarin.

"Dia mendapat ide setelah menonton video di YouTube," kata seorang pejabat polisi dikutip dari Gulf News, Kamis (8/10/2020).

Petugas polisi mengatakan, Jena menggunakan pistol mainan saat merampok Indian Overseas Bank dan Bank of India, tempat dia memiliki rekening.

"Tersangka menggunakan pistol mainan untuk merampok dua bank. Dia telah menjarah hampir Rs12 lakh dari Indian Overseas Bank, dekat area Infocity pada 7 September, dan Bank India cabang Barimunda di area Mancheswar pada 28 September," lanjutnya.

Polisi mengatakan setelan merampok dua bank tersebu, pelaku kemudian menggunakan uangnya untuk melunasi pinjaman bank.

Saat ditangkap, polisi mengamankan uang lebih dari 10 Rupee India (Rp200,9 juta), senjata mainan dan kendaraan.

Editor: Arif Budiwinarto