Ternyata, Pelaku Penyanderaan di Prancis Pernah Dipanggil Polisi
PARIS, iNews. id - Pelaku penyanderaan di supermarket Super U, Kota Trebes, Prancis, Radouane Lakdim, ternyata pernah dipanggil polisi antiteror sebelumnya. Dia masuk dalam daftar orang yang diawasi oleh polisi sejak 2014.
Seorang sumber di kepolisian, sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (27/3/2018), menyatakan, Lakdim pernah dikirimi surat oleh kepolisian bagian intelijen dalam negeri, DGSI, pada Maret lalu untuk bertatap muka. Namun tak disebutkan apa saja materi pembicaraan antara agen dengan pria berusia 25 tahun itu.
Beberapa hari setelahnya terjadilah serangan dan penyanderaan yang menewaskan empat orang, termasuk seorang polisi, Arnaud Berltrame, yang bertukar posisi dengan seorang perempuan. Dalam penyanderaan itu, Lakdim menuntut agar temannya, Salah Abdesalem, dibebaskan dari penjara. Abdesalame merupakan salah seorang pelaku penyerangan di Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang.
(Radouane Lakdim/AFP)
Pertemuan ini memunculkan kritikan tajam dari para politisi terhadap kepolisian Prancis karena dianggap gagal mengantisipasi serangan teror. Partai sayap kanan menuding pemerintahan Presiden Emmanuel Macron terlalu lembek menghadapi para pelaku teror. Bahkan, politikus Mariane Le Pen mendesak menteri dalam negeri Prancis mengundurkan diri.
Usai penyanderaan, polisi menangkap dua orang, yakni temannya berusia 17 tahun serta seorang perempuan 18 tahun. Belum diketahui apa keterlibatan mereka dengan serangan dan penyanderaan ini.
Lakdim memulai aksinya pada Jumat 23 Maret sekitar pukul 10.30 waktu setempat dengan merampas mobil yang dinaiki dua orang. Di situ dia menembak mati seorang penumpang, sementara pengemudinya kritis.
Lalu pada pukul 11.00, dia menembak seorang polisi yang tengah olahraga, namun tak sampai mengancam jiwa korban.
Dilanjutkan 15 menit kemudian dia masuk ke supermarket Super U menyandera sekitar 50 karyawan dan pengunjung. Namun sebagian besar sandera dibebaskan Lakdim. Saat itu dia mengaku sebagai bagian dari ISIS dan mengajukan tuntutan pembebasan Abdesalem. Dalam penyanderaan itu dia menembak tiga orang, termasuk Beltrame.
Lakdim lalu ditembak mati oleh polisi dalam drama penyanderaan yang berlangsung sekitar 4 jam.
Editor: Anton Suhartono