Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Puji Anwar Ibrahim: Tanda Tangan Anda Menarik!
Advertisement . Scroll to see content

Terombang-ambing di Laut 2 Bulan, 20 Warga Rohingya Mati Kelaparan di Kapal

Kamis, 16 April 2020 - 15:19:00 WIB
Terombang-ambing di Laut 2 Bulan, 20 Warga Rohingya Mati Kelaparan di Kapal
Perahu kayu yang mengangkut para pengungsi Rohingya (ilustrasi). (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

DHAKA, iNews.id – Sedikitnya 20 warga Rohingya meninggal dunia di atas kapal yang terombang-ambing selama berminggu-minggu setelah gagal mencapai Malaysia. Salah satu petugas penjaga pantai Bangladesh menyatakan, ada 382 orang yang bisa diselamatkan dari kapal itu, namun mereka dalam kondisi kelaparan.

“Mereka berada di laut selama sekitar dua bulan dan kelaparan,” ungkap penjaga pantai itu kepada Reuters, Rabu (15/4/2020) malam.

Dia menuturkan, 382 orang yang selamat akan dikirim ke Myanmar. Sementara, sebuah rekaman video menunjukkan rombongan pengungsi Rohingya yang sebagian besar terdiri atas perempuan dan anak-anak. Beberapa di antara mereka tubuhnya tampak hanya tinggal kulit pembalut tulang dan tidak mampu berdiri. Orang-orang malang itu pun dibantu petugas berjalan ke pantai.

Seorang dari kelompok pengungsi itu mengatakan kepada wartawan, dia bersama ratusan orang penumpang kapal itu telah tiga kali bolak-balik berlayar dari Malaysia. Mereka harus terombang-ambing di laut lantaran adanya kebijakan karantina wilayah nasional akibat wabah virus corona (Covid-19) di Malaysia dan Thailand—yang membuat mereka kesulitan mencari perlindungan.

Salah satu kelompok hak asasi manusia (HAM) meyakini ada lebih banyak kapal yang mengangkut warga Rohingya yang tidak terselamatkan.

Kelompok etnik Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar oleh rezim junta militer setempat. Mayoritas penduduk Myanmar beragama Buddha dan negara itu telah memperlakukan kaum minoritas Rohingya dengan amat kejam.

Lebih dari satu juta tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh Selatan. Mayoritas dari mereka telah diusir dari rumah dan kampung halaman mereka di Arakan, Negara Bagian Rakhine, setelah operasi pembersihan etnik oleh militer Myanmar pada 2017.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut