Terpanas di Bumi! Suhu Udara di Death Valley Capai 56,7 Derajat Celsius

DEATH VALLEY, iNews.id – Suhu udara di Death Valley, California, pada Minggu (11/7/2021) waktu setempat mencapai 56,7 derajat Celsius. Angka itu menjadi rekor sepanjang sejarah di saat gelombang panas brutal dan ekstrem melanda wilayah barat Amerika Serikat.

Catatan tersebut sekali lagi menjadikan Death Valley sebagai tempat terpanas di planet ini.

Baca Juga

Bos NATO: Kita Target Rusia Berikutnya, Perang di Depan Pintu!

Sebuah termometer di luar Pusat Pengunjung Furnace Creek di jantung Death Valley menunjukkan angka 134 derajat Fahrenheit (56,7 derjat Celsius) sesaat sebelum pukul 16.00, Minggu. Penjaga Taman Nasional Death Valley mengatakan, suhu yang tercatat itu biasanya lebih tinggi dari data resmi.

Sementara Badan Cuaca Nasional AS mencatat suhu udara di Death Valley pada Sabtu (10/7/2021) mencapai 130 derajat Fahrenheit (54,4 derajat Celsius). Jika, diverifikasi suhu panas itu bakal menjadi salah satu yang tertinggi yang pernah tercatat di bumi. 

Baca Juga

Suhu di Bandung Terasa Lebih Dingin, Begini Penjelasan BMKG 

Seorang petugas juga mengukur suhu trotoar di luar pusat pengunjung taman nasional itu di angka 178 derajat Fahrenheit (81,1 derajat Celsius) pada Minggu sore.

“Saya baru saja datang ke sini untuk melihat betapa panasnya cuaca,” kata Richard Rader, seorang pengunjung dari Scottsdale, Arizona, kepada Reuters. 

Dia mengaku telah mengendarai sepeda sejauh 16 km melintasi Death Valley pada Minggu.

Sebagian besar turis meninggalkan mobil ber-AC milik mereka cukup lama untuk sekadar berpose dengan termometer di dekat tempat rekreasi alam itu.

Panas terik yang meluas di sebagian besar wilayah barat laut Pasifik sebelumnya sempat menekan jaringan listrik dan memicu kebakaran hutan besar, termasuk kobaran api di Oregon Selatan yang mengancam 1.200 rumah dan bangunan lainnya.

Kebakaran yang pertama kali muncul pada Selasa (6/7/2021) itu telah menghanguskan 144.000 hektare lahan di dan sekitar Hutan Nasional Fremont-Winema hingga Minggu sore.

Editor: Ahmad Islamy Jamil